Thalhah Bin Ubaidillah (Elang dari Uhud yang Dermawan)
Tuesday, 2 February 2016
Sudut Hukum | Thalhah Bin Ubaidillah (Elang dari Uhud yang Dermawan)
Rasulullah Saw. membacakan ayat yang mulia ini, kemudian menatap wajah para shahabat. Beliau kemudian bersabda sambil tangannya menunjuk kepada Thalhah, “Barangsiapa ingin melihat seorang laki-laki yang masih berjalan dimuka bumi, padahal ia telah memberikan nyawanya, maka hendaklah ia melihat Thalhah”
Si ‘Burung Elang dari Uhud’ ini memiliki nama asli
Uthman bin Amru. Ia dilahirkan 28 tahun sebelum Hijrah. Berasal dari kaum
Quraisy. Pada awalnya, Thalhah bin Ubaidillah, begitu ia sekarang dikenal
merupakan seorang pedagang kain. Ketika berdagang
di Basra, Thalhah bertemu seorang pendeta yang memberi tahu tentang kedatangan
seorang Nabi bernama Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Setelah pulang
ke Makkah, beliau menemui Abu Bakar r.a dan menghadap Rasulullah Saw. untuk
bersyahadat di masa umurnya 18 tahun.
Ia kemudian terkenal sebagai seorang saudagar
yang kaya raya. Ibnu Khaldun pernah menuturkan, pemasukan harian Thalhah dari penjuru
Irak berjumlah lebih kurang 1.000 dinar emas setiap hari. Namun, suatu hari ia
takut dan gelisah ketika mendapati keuntungan berdagangnya 700 ribu dirham dan
menceritakan itu pada istrinya. Ummu Kaltsum binti Abu Bakar Shiddiq, sang
istri menyarankan untuk membagikan saja hartanya kepada orang lain. Maka, pagi-pagi,
dimasukkannya uang itu ke dalam pundi-pundi besar dan kecil, lalu
dibagi-bagikannya kepada fakir miskin kaum Muhajirin dan kaum Anshar.
Thalhah adalah seorang yang paling banyak
berbuat baik kepada keluarga dan kaum kerabatnya. Ia menanggung nafkah mereka
semua sekalipun demikian banyaknya. As-Saib bin Zaid pernah bercerita “Aku
telah menyertai Thalhah saat sedang safar maupun sedang mukim, dan aku tidak
pernah menemukan orang yang lebih merata kemurahan hatinya, baik mengenai uang
maupun makanan daripadanya”. Sahabat Nabi yang lain, Jaabir bin Abdullah
bertutur, “ Aku tidak pernah melihat orang yang lebih dermawan dari Thalhah walaupun
tanpa diminta”.
Thalhah bin Ubaidillah adalah saudagar yang
memiliki banyak ladang kurma. Ketika suatu hari ia mendirikan salat,dan tanpa
sengaja melihat seekor burung tersesat di pepohonan kurmanya, ia terlupa bilangan
rakaat yang dilakukannya. Merasa lalai, ia bergegas menghadap Rasulullah SAW
dan menyatakan, “Ya Rasulullah, kebunku telah menyebabkan aku lalai dalam
salat. Aku mendermakannya pada jalan Allah.”
Thalhah juga dikenal dermawan. Suatu ketika Rasulullah
ingin membangun sebuah masjid. Tapi karena terhalang sebuah pohon kurma yang
tidak diizinkan ditebang oleh pemiliknya, Rasulullah urung membangunnya.
Kemudian Thalhah menemui pemilik pohon kurma itu dan menawarkan salah satu
kebun kurma miliknya sebagai ganti satu pohon kurma tersebut. Pemilik pohon kurma
dengan senang hati menerima tawaran itu. Hal ini kemudian diberitakan kepada
Rasulullah dan mengatakan “orang yang pertama memakan kurma di surga ialah Thalhah”.
Oleh karena itu, ia juga dijuluki Al- Jaud wal
Fayyadh sebagai pribadi yang Pemurah dan Dermawan Thalhah bin Ubaidillah
meninggal dunia pada tahun 36 Hijrah atau pada tahun 656 Masehi. Thalhah wafat
pada usia 60 tahun dan dimakamkan di suatu tempat dekat padang rumput di Basra.
Ia meninggal karena terpanah pada perang Jamal. Thalhah bin Ubaidillah merupakan
salah seorang di antara Thalhah dijamin masuk surga bukan hanya karena
kedermawanannya, melainkan juga karena kecintaannya kepada Rasulullah Saw.
Thalhah berjuang membela mati-matian nabi yang dicintainya itu pada Perang Uhud.
Ketika itu, Rasulullah diserbu pasukan
penyembah berhala. Melihat itu Thalhah segera ke arah Rasulullah menerobos
jalan menuju posisi beliau, yang sebenarnya pendek tapi terasa panjang. Setiap
jengkal ia dihadang puluhan pedang yang bersilang dan tombak-tombak yang mencari
mangsanya. Aisyah menuturkan,”Bila disebutkan Perang Uhud, Abu bakar selalu berkata,”Itu
semuanya adalah milik Thalhah. Aku adalah orang yang mendapatkan Nabi Saw.
Beliau pun bersabda kepadaku dan kepada Abu Ubaidah bin Al-Jarrah,’Tolonglah saudaramu
itu (Thalhah)”.Kami lalu menengoknya. Ternyata pada sekujur tubuhnya terdapat
70 luka tusukan tombak,sobekan pedang, dan tancapan panah. Jari-jari tangannya putus.
Lalu kami segera merawatnya dengan baik”.