Mitos Tentang Makanan di Masyarakat Jawa
Thursday, 19 September 2019
Kehidupan masyarakat di Indonesia memang sarat akan mitos, khususnya orang Jawa. Bagi orang Jawa, banyak hal yang dekat dengan kehidupan, yang dipercaya pamali bila dilakukan. Namun nyatanya hal yang danggap mitos dan pamali ini memiliki sisi logis yang relevan dengan realitasnya. Mitos sebenarnya disebar untuk hal-hal yang baik, tidak menyesatkan. Sejauh ini, kebanyakan masyarakat Jawa masih percaya dengan beberapa pertanda atau kejadiankejadian di alam sekitar yang berhubungan dengan perkara ghaib. Beberapa juga begitu percaya dengan mitos-mitos yang telah tersebar luas di masyarakat sejak jaman dulu dan membekas hingga sekarang.
Memang, tidak sedikit orang yang kini sudah melupakan mitos dan tidak mempercayainya. Beberapa yang lain juga mengatakan jika mitos ini dianggap suatu yang magis dan suatu yang musyrk. Terlepas dari magis tidaknya, musyrik tidaknya, benar atau tidaknya mitos ini, sampai kini masih ada beberapa mitos yang masih dipercaya oleh masyarakat Jawa.
Namun, penulis hanya membahas mitos-mitos tentang makanan yang masih dpercaya dan dianggap sebagai pertanda tertentu antara lain adalah sebagai berikut:
- Pamali makan menggunakan tutup piring
Mitos ini berkembang dengan maksud yang baik. Tutup piring diciptakan bukan dipakai untuk makan. Pemahaman ini bermaksud mengembalikan peran barang sesuai dengan fungsinya. Bayangkan, kalau kamu makan dengan tutup piring, pasti menjadi belepotan dan tak karuan. Sebab, tutup piring didesain bukan untuk wadah makanan.
- Gadis yang makan sayap ayam bisa jauh dari jodoh
Sayap ayam mengandung banyak lemak. Dikhawatirkan, remaja yang hormonnya sedang tdak stabil akan jerawatan setelah makan sayap ayam terlalu banyak. Itulah yang dimaksud jauh dari jodoh. Kalau kulit muka tak bersih, gadis dianggap sulit dapat pacar. Namun lagi-lagi ini hanya soal pemahaman.
- Mengambil makanan di meja makan sebelum orang tua mengambilnya dianggap pamali
Lagi-lagi alasan logis dari mitos ini adalah soal asas kesopanan. Orang Indonesia, khususnya orang Jawa, amat menjunjung nilai kesopanan. Menurut mereka, tak sopan bila mendahului orang tua makan. Mitos ini mendidik anak-anak untuk menghargai orang yang lebih tua.
- Makan sambil tiduran bisa jadi ular
Orang dulu percaya kalau makan sambil tiduran bisa jadi ular. Alasan logisnya tentu soal percernaan. Makan sambil tiduran tak baik untuk pencernaan dan bisa membuat orang sakit. Karena itu, mitos tersebut dibuat untuk menakut-nakuti orang zaman dulu.
- Tidak boleh makan buah berserta bijinya, bisa tumbuh di kepala
Mitos Jawa yang satu ini lumayan populer dikalangan anak-anak. Ternyata, dibalik mitos ini,
kita diajarka untuk melestarikan alam yaitu dengan membiarkan biji-biji tersebut kita tidak makan maka bisa tumbuh di suatu tempat.
- Kalau makan harus habis. Jika tidak, hewan ternak akan mati
Kalau mitos Jawa ini ditujukan terhadap anak yang susah dsuruh makan dan tidak mau menghabiskan makanannya. Sebab di jaman dulu, hampir semua keluarga pasti memiliki hewan ternak dan biasanya hewan tersebut hewan yang disayangi oleh si anak tersebut.
Dengan doktrin bahwa hewan kesayangannya akan mati, diharapkan si anak mau makan dan menghabiskan makanannya. Tapi, saat budaya berternak di pekarang rumah ditinggalkan, mitos diganti dengan “nanti pak tani menangis" Ada satu hal yang diajarkan melalui mitos ini yaitu menghargai makanan sebagai rezeki, sebab banyak orang yang mati karena kelaparan.
- Wanita hamil dilarang memakan pisang gandeng, nanti bayinya bisa kembar siam.
Pisang gandeng yaitu dua buah pisang yang kulitnya menyatu. Konon katanya ada larangan wanita hamil dilarang memakan buah pisang gandeng, katanya bisa mengakibatkan bayi yang sedang dikandungnya nanti lahir kembar siam. Memang ada sebuah penelitian bahwa bahan makanan yang mengalami mutasi bisa berpengaruh pada kesehatan tubuh. Makanya sekarang ada serangga yang mulai kebal dengan pestisida. Mitos Jawa ini beranggapan bahwa buah pisang yang mengalami mutasi (kelainan genetis) ini akan berakibat terhadap bayi yang sedang dikandung oleh wanita tersebut. Tapi sejauh ini mitos ini belum terbukti.
- Makan di depan rumah
Menurut mitos Jawa, makan di depan rumah bisa mengurangi rezeki atau menyebabkan kesialan. Di luar mitos yang ada, makan di depan rumah memang merupakan aktivitas yang terbilang cukup tidak sopan.
- Dilarang makan pantat ayam
Salah satu mitos yang juga masih dipercayai oleh orang Jawa adalah soal larangan untuk tidak boleh makan pantat ayam. Bagian berlemak dari bagian ayam ini dipercaya yang akan membuat bodoh bagi orang yang memakannya terutama anak-anak. Kalau dilihat secara logis, pantat ayam adalah bagian yang mengandung banyak kolesterol sehingga akan berdampak buruk bagi kesehatan anak. Anak menjadi lebih tidak fokus sehingga anak tersebut mengalami penurunan kualitas belajar.
- Di larang makan diatas cobek
Mitos ini berlaku bagi para bujangan atau seseorang yang belum menikah. Apabila ada bujangan yang melanggar hal tersebut yakni dengan makan beralaskan cobek atau lemper, maka orang tersebut akan mengalami hal sial pada saat dilangsungkannya pernikahan. Akan ada hujan yang turun terus menurus pada saat hari pernikahannya. Mitos ini memang
sangat tidak masuk akal karena faktanya tidak ada hubungan antara alas apa yang digunakan pada saat makan dengan faktor cuaca.