-->

Fungsi Dan Tujuan Meditasi


Bhavana atau meditasi yang benar akan memberikan fungsi bagi orang yang melaksanakannya. Fungsi atau faedah yang timbul dalam kehidupan seharihari dari praktek latihan meditasi ialah:[1]

  • Meditasi akan membantu bagi mereka yang sibuk untuk dapat membebaskan diri dari ketegangan dan mendapatkan relaksasi atau pelemasan.
  • Meditasi dapat membantu untuk menenangkan diri dari kebingungan dan mendapatkan ketenangan yang bersifat permanent (tetap).
  • Meditasi dapat membantu untuk menimbulkan ketabahan dan keberanian serta mengembangkan kekuatan bagi mereka yang mempunyai banyak masalah atau problem yang tidak putus-putusnya, sehingga dapat mengatasi persoalanpersoalan tersebut.
  • Meditasi dapat membantu mereka untuk mendapatkan kepercayaan 
  • Meditasi dapat membantu untuk mendapatkan pengertian terhadap diri sendiri yang sangat dibiutuhkannya. keadaan atau sifat yang sebenarnya dari hal-hal yang menyebabkan takut dan selanjutnya akan dapat mengatasi rasa takut Dalam pikirannya bagi mereka yang mempunyai rasa takut dalam hati atau kebimbangan.
  • Meditasi dapat membantu memberikan perubahan dan perkembangan yang menuju pada kepuasan batin.
  • Meditasi dapat membantu memberikan pengertian pada mereka yang sedang memiliki pikiran kacau dan berputus asa karena kurangnya pengertian akan sifat kehidupan dan keadaan dunia ini, bahwa pikirannya itu kacau untuk halhal yang tidak ada gunanya.
  • Meditasi dapat membantu mengatasi keragu-raguan atau ketidaktarikan seseorang terhadap agama untuk melihat segi-segi serta nilai-nilai yang praktis dalam bimbingan agama.
  • Meditasi dapat membantu pelajar atau mahasiswa untuk menimbulkan dan menguatkan ingatannya serta untuk belajar lebih seksma dan lebih efisien.
  • Meditasi dapat membantu untuk melihat sifat dan kegunaan dari kekayaan dan bagaimana cara menggunakan harta tersebut untuk kebahagiaan diri sendiri serta orang lain, bagi orang kaya.
  • Meditasi dapat membantu umtuk memiliki rasa puas dan ketenangan serta tidak melampiaskan rasa iri hati terhadap orang lain yang tidak mampu daripadanya, bagi orang miskin.
  • Meditasi dapat membantu untuk mendapatkan pengertian dalam menempuh salah satu jalan yang akan membawa ke tujuannya, bagi seseorang yang sedang berada dalam persimpangan jalan dari kehidupan dan tidak mengetahui jalan mana yang harus ditempuh.
  • Meditasi dapat membantu untuk memberikan pengertian yang lebih mendalam mengenai kehidupan ini, dan pengertian tersebut akan memberi kelegaan dan kebebasan dari penderitaan serta pahit getirnya kehidupan, serta akan menimbulkan kegairahan yang baru bagi mereka yang lanjut usia yang telah bosan dengan kehidupan ini.
  • Meditasi akan dapat membantu mengembangkan kekuatan kemauan untuk mengatasi kelemahan-kelemahannya, bagi mereka yang mudah marah.
  • Meditasi akan membantu memberikan pengertian tentang bahayanya sifat iri hati, bagi mereka yang bersifat iri hati.
  • Meditasi akan membantu untuk belajar menguasai nafsu-nafsu dan keinginannya, bagi mereka yang diperbudak oleh panca indera.
  • Meditasi akan membantu untuk menyadari dirinya dan melihat cara mengatasi kebiasaan yang berbahaya itu yang telah memperbudak dan mengikat dirinya, bagi mereka yang ketagihan minuman keras memabukkan.
  • Meditasi akan memberikan kesempatan untuk dapat mengenal diri dan mengembangkan pengetahuan-pengetahuan yang sangat berguna untuk kesejahteraan diri sendiri dan keluarga serta handai taulan.
  • Meditasi akan membawa kepada kesadaran yang lebih tinggi dan pencapaian penerangan sempurna, sehingga dapat melihat segala sesuatu dengan apa adanya dan tidak terseret lagi dalam persoalan-persoalan yang remeh atau kecil.
  • Dalam agama Buddha, meditasi yang benar dipergunakan untuk membebaskan diri dari segala penderitaan, untuk mencapai Nibbana.


Fungsi atau faedah ini merupakan milik atau kepunyaan diri yang akan ditemui dalam pikiran sendiri. Hal ini dikarenakan dalam meditasi berlatih mengendalikan dan memusatkan pikiran, serta melatih keadaan batin yang dapat berpengaruh dalam berbagai macam kehidupan untuk menjadi lebih baik. Dengan pikiran yang dikendalikan akan membawa pada kehidupan yang sehat.

Mulai banyak orang di seluruh dunia, tak pandang agama apa pun, yang mulai menyadari manfaat yang dapat diperoleh dari latihan meditasi. Tujuan langsung dari meditasi ialah untuk melatih pikiran dan menggunakannya secara efektif dan efisien dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan tujuan akhir dari meditasi ialah untuk terbebas dari roda samsara-siklus kelahiran dan kematian. Meskipun meditasi bukan sesuatu yang mudah, namun manfaat positifnya dapat dirasakan jika seseorang berlatih dengan serius dalam bermeditasi.[2]

Sedangkan tujuan dari latihan meditasi itu sendiri ialah untuk menyadari sifat dari tubuh dan untuk tidak melekat terhadap tubuh, serta untuk menjadi tidak terlalu terpikat ataupun tidak terlalu menjauhinya. Biasanya sebagian besar orang mengidentifikasi diri mereka dengan tubuhnya. Namun demikian, pada tahap tertentu pemurnia mental dan pandangan terang (Vipassana), tidak lagi mengidentifikasi diri pada tubuh, karena selalu melihat tubuh sebagai sekumpulan bagian-bagian penyusun.[3]

Pencapaian Nirvana atau lenyapnya seluruh penderitaan (secara total) menjadi tujuan pertama dari meditasi. Tujuan yang kedua ialah pemeliharaan serta berkembangnya dan bertambahnya perasaan-perasaan yang positif dan mulia, seperti cinta kasih, kasih sayang, keseimbangan, kesucian batin, dan persaan simpatik pada kebahagiaan orang lain, disertai dengan melenyapkan kelobaan, kebencian, kegelapan batin, kesombongan, nafsu-nafsu dan semua perasaan negatif dan yang buruk lainnya.

Tujuan ketiga ialah pemusatan pikiran (konsentrasi) dan pandangan terang, serta kebebasan atau tidak terikat. Keadaan tidak terikat merupakan suatu keadaan batin yang bebas dari cengkeraman nafsu dan perasaan rindu terhadap kesenangan (emosi), berarti erat hubungannya dengan kebebasan, keseimbangan , dan kesucian. Pandangan Terang (Vipassana), secara klasik oleh umat Buddhis berarti kesadaran yang penuh terhadap Tiga Corak Kehidupan, yaitu perubahan, penderitaan, dan ketidakabadian (anicca, dukkha, anatta). Dengan maksud adanya pengenalan yang sempurna terhadap kenyataan, bahwa segala sesuatu di alam semesta ini tidak abadi keadaanya, sementara saja, dan selalu berubah-ubah.

Demikian pula dengan jiwa manusia tidak abadi, dan sebagai akibatnya adalah penderitaan yang selalu terasa dan tidak dapat dihindari, karena tidak ada satu keadaan pikiran pun yang dapat dipertahankan untuk selama-lamanya. Konsentrasi atau pemusatan pikiran merupaka kemampuan untuk memegang pemusatan perhatian dengan kuat pada suatu obyek tertentu dalam masa waktu yang diperpanjang. Jadi mengendalikan dan memegang pikiran dengan kuat agar tidak bergerak dan melompat dari suatu obyek ke obyek yang lain.

Dalam tradisi Buddhis, konsentrasi juga sangat dipandang tinggi. Tetapi ada elemen baru yang ditambahkan dan dianggap jauh lebih penting. Elemen itu ialah kesadaran. Semua meditasi Buddhis bertujuan untuk mengembangkan kesadaran, sementara konsentrasi digunakan sebagai alat. Tetapi tradisi Buddhis ini sangat luas, dan ada banyak jalan untuk menuju kesana.

Tujuan utama dari meditasi ialah membantu manusia untuk dapat belajar memahami fenomena secara tepat sehingga dapat menghilangkan fantasi pikiran yang sering memberikan pandangan yang salah mengenai realitas. Terdapat beberapa perumpamaan tentang pikiran yang dipenuhi dengan kilesa, misalnya pikiran yang dipengaruhi oleh keserakahan ialah seperti semangkok air berwarna yang tidak dapat memantulkan warna sesungguhnya dari cahaya. Pikiran yang diliputi kebencian seperti mangkok air mendidih yang menghalangi kejernihan cahaya yang menembusnya. Pikiran yang dikuasai kemalasan adalah seperti air yang tersumbat, dipenuhi lumut. Pikiran yang diliputi kegelisahan dan kekhawatiran seperti air yang terguncang oleh angin. Pikiran yang dipenuhi keragu-raguan ialah seperti air berlumpur di tempat gelap. Oleh sebab itu, meditator dapat memahami banyaknya kesulitan yang akan dihadapi jika pikiran terkotori atau terpedaya.[4]

RUJUKAN
  1. Oka Disputhera, op. cit, hlm. 77-80
  2. Kirinde Sri Dhammananda (Nayaka Mahathera), op. cit, hlm. 31
  3. Ibid, hlm. 72
  4. Ven. H. Gunaratana Mahathera, Meditasi Dalam Kehidupan Sehari-hari, Wisma Sambodhi, Klaten, t.th, hlm. 33

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel