Asas Teritorial
Thursday, 3 April 2014
SUDUT HUKUM | Asas ini diatur juga dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
yaitu dalam pasal 2 KUHP yang menyatakan : “Ketentuan
pidana dalam perundang-undangan Indonesia diterapkan bagi setiap orang yang
melakukan suatu tindak pidana di Indonesia”.
Pasal ini dengan tegas menyatakan asas territorial, dan ketentuan
ini sudah sewajarnya berlaku bagi Negara yang berdaulat. Asas territorial lebih
menitik beratkan pada terjadinya perbuatan pidana di dalam wilayah Negara tidak
mempermasalahkan siapa pelakunya, warga Negara atau orang asing. Sedang dalam
asas kedua (asas personal atau asas nasional yang aktif) menitik beratkan pada
orang yang melakukan perbuatan pidana, tidak mempermasalahkan tempat terjadinya
perbuatan pidana. Asas territorial yang pada saat ini banyak diikuti oleh Negara-negara
di dunia termasuk Indonesia. Hal ini adalah wajar karena tiap-tiap orang yang
berada dalam wilayah suatu Negara harus tunduk dan patuh kepada
peraturan-peraturan hukum Negara dimana yang bersangkutan berada.
Perluasan dari Asas Teritorialitas diatur dalam pasal 3 KUHP yang
menyatakan : “Ketentuan pidana
perundang-undangan Indonesia berlaku bagi setiap orang yang di luar wilayah
Indonesia melakukan tindak pidana didalan kendaraan air atau pesawat udara
Indonesia”.
Ketentuan ini memperluas berlakunya pasal 2 KUHP, tetapi tidak
berarti bahwa perahu (kendaraan air) dan pesawat terbang lalu dianggap bagian
wilayah Indonesia. Tujuan dari pasal ini adalah supaya perbuatan pidana yang
terjadi di dalam kapal atau pesawat terbang yang berada di perairan bebas atau
berada di wilayah udara bebas, tidak termasuk wilayah territorial suatu Negara,
sehingga ada yang mengadili apabila terjadi suatu perbuatan pidana.
Setiap orang yang melakukan perbuatan pidana diatas alat pelayaran
Indonesia diluar wilayah Indonesia. Alat pelayaran pengertian lebih luas dari
kapal. Kapal merupakan bentuk khusus dari alat pelayaran. Di luar Indonesia
atau di laut bebas dan laut wilayah Negara lain.
Asas-asas Extra Teritorial /
kekebalan dan hak-hak Istimewa (Immunity
and Previlege).
- Kepala Negara asing dan anggota keluarganya.
- Pejabat-pejabat perwakilan asing dan keluarganya.
- Pejabat-pejabat pemerintahan Negara asing yang berstatus diplomatik yang dalam perjalanan melalui Negara-negara lain atau menuju Negara lain.
- Suatu angkatan bersenjata yang terpimpin.
- Pejabat-pejabat badan Internasional.
- Kapal-kapal perang dan pesawat udara militer / ABK diatas kapal maupun di luar kapal.