Hadis Palsu
Monday, 21 April 2014
SUDUT HUKUM
| Pengertian hadist maudlu’
هو المختلع المسنوع المنصوب الى رسول
الله صلى الله عليه و سلم زوراً و
بهتنانًا سوأٌ كان ذلك عمدا او خطأً
HADIST yang diciptakan dan dibuat
oleh seseorang (pendusta) yang dibangsakan kepada rasul SAW. Secara palsu dan dusta, baik itu disengaja
atau tidak.
Cirri-ciri hadist
maudlu’
A.
Cirri yang terdapat pada sanad
1. Pengakuan dari
sipembuat itu sendiri, seperti pengakuan guru tasawwuf ketika ditanya oleh Ibnu
Ismail tentang keutamaan ayat al-quran
2. Adanya qarinah
yang memperkuat adanya pengakuan hadis maudlu’, misalnya seorang rawi mengaku
menerima hadist dari seorang guru, padahal mereka tidak pernah bertemu
3. Qarinah dari
tingkah laku siperawi, seperti perkataan ghiyats:
لا سبق الا فى نصل او
خفٍ او حافر او جناح
Dalam hadist ini, kata او جناح merupakan
tambahan yang dibuat oleh ghiyats.
B.
Cirri yang terdapat pada matan.
Ciri yang terdapat pada matan itu
ditinjau dari segi makna dan lafaznya. suatu hadist akan memiliki ciri maudlu’
apabila bertentangan dengan Al-quran, hadist yang mutawatir ataupun
bertentangan dengan ijma’. Seperti hadist :
ولد الزنا لا
يدخل الجنة الى سبعة ابناءٍ
Hadist ini bertentangan dengan al-quran surah
al-an’am:164:
و لا تزر
وازرة وزر أخرى
Sebab-sebab
timbulnya hadist maudlu’
Ada
beberapa sebab mengapa adanya hadist maudlu’, yaitu:
1. Mempertahankan
idiologi golongan. Setelah khalifah usman, ummat islam mulai terpecah-pecah
dalam beberpa golongan. Maka dalam hal ini, mereka selalu mencari-cari cara
untuk menunjukkan bahwa kolompoknyalah yang paling mulia, bahkan dengan membuat
hadist palsu sekalipun, dalam hal ini, imam asy-syafii pernah berkata “saya
tidak melihat suatu kawum yang lebih berani berdusta selain kaum rafidah”.
Dalam sejarah mereka banyak sekali membuat hadist yang menerangkan tentang
keutamaan Ali dan ahl bait.
Contoh:
اذا رأيتم
معاوية على منبرى فاقتلوه
“apabila kamu
melihat muawiyah diatas mimbarku, maka bunuhlah”
2. Untuk merusak
atau mengeruhkan islam, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang zinndiq.
Diantara hadist yang mereka buat adalah:
ينزل ربنا
عشية عرفة على جمل اورق يصافح الزكبان و يعانق المشاة
“tuhan kami
turun dari langit pada sore hari di arafah dengan kendaraan unta kelabu sambil
berjabatan dengan dengan orang-orang yang berkendaraan dan memeluk orang-orang
yang bejalan”
3. Karena fanatic kebangsaan, seperti hadist:
ان الله اذا
غضب انزل الوحى بلعربية و اذا رضى انزل الوحى بالفارسية
“sesungguhnya
Allah, apabila marah menurunkan wahyu dalam bahasa arab, dan apabila ridha
menurunkan wahyu dalam bahasa parsi”
4. Membuat kisah
untuk menarik perhatian pendengar, hal ini biasa dilakukan oleh
penceramah-pencaramah, namun hal ini kemudian ulama mengatakan boleh, asal
tidak bertentangan.
5. Mempertahankan
mazhab dalam masalah khilafiyah. Seperti hadist yang dibuat oleh mereka yang
menganggap tidak sah shalat bagi orang mengangkat tangan:
من رفع يديه
قى الصلاة فلا صلاة له
“barang siapa
yang mengangkat tangan dalam shalat maka shalatnya tidak sah”
6. Mencari muka
dihadapan para penguasa
7. Kejahilan
mereka dalam agama. Dengan kejahilan ini mereka bersikeras untuk berbuat
kebaikan untuk agama, namun bukan kebaikan yang dihasilakan , malah hadis-hadis
palsu yang menyesatkan.
Itulah
setidaknya tujuh sebab mengapa adanya hadist-hadist palsu. Walaubagaimanapun,
hadist palsu adalah bukan hal yang baik. Maka oleh sebab itu, ulama-ulama
mencari rumusan bagaimana agar tidak bercampurnya sunnah yang asli dengan
sunnah yang palsu. Berikut adalah usaha yang mereka lakukan:
1. Mengisnadkan
hadist
2. Meningkatkan
perlawatan mencari hadist
3. Mengambil tindakan
kepada pemalsu hadist
4. Menjelaskan
tingkah laku siperawi hadis
5. Membuat
ketentuan umum tentang klasifikasi hadist
6. Membuat
ketentuan untuk mengetahui cirri hadist.
Inilah
gambaran umum tentang hadist palsu, semoga bermanfaat…!