Perbedaan Sifat Maani dan Maanawiyah
Friday, 27 June 2014
SUDUT HUKUM | Sifat ma'ani yaitu sifat yang ada pada dzat Allah yang sesuai dengan
kesem-purnaan Allah. Sedang sifat ma'nawiyah adalah sifat yang selalu tetap ada
pada dzat Allah dan tidak mungkin pada suatu ketika Allah tidak bersifat
demikian. Sebagai contoh: Kalau dinyatakan bahwa Allah itu bersifat
"qudrah” yang berarti "maha kuasa”, maka sifat ini disebut sifat
"ma'ani”, artinya mungkin pada suatu ketika Allah itu tidak lagi Maha
Kuasa. Tetapi setelah dinyatakan "kaunuhu Qadiran”, dan sifat ini adalah
sifat "ma'nawiyah”, maka artinya adalah: Keadaan Allah itu selalu Maha
Kuasa, sehingga tidak mungkin pada suatu ketika tidak Maha Kuasa.
Dasar Pengambilan
Jala'ul Afham, Muhammad Ihya' Ulumuddin, Nurul Haramain, tt., hal 26
صفات المعاني: وَسُمِيَتْ بِالمَعَانِى لأَنَّهَا أَثْبَتَتْ للهِ تَعَالَى مَعَانِي وُجُودِيَةً قَائِمَةً بِذَاتِهِ لاَئِقَةً بِكَمَالِهِ... صِفَاتُ مَعْنَوِيَةٌ: نِسْبَةٌ لِلسَّبْعِ المَعَانِي التِّى هِىَ فَرْعٌ مِنْهَا وَسُمِيَتْ مَعْنَوِيَة لأَنَّهَا لاَزِمَةٌ لِلْمَعَانِى...وَهِيَ كَوْنُهُ تَعَالَى قَادِرًا وَمُرِيْدًا, وَعَالِمًا وَحَيًّا وَسَمِيْعًا َوبَصِيْرًا وَمُتَكَلِّمًا. وَحِكْمَةُ ذِكْرِ هذِهِ الصِّفَاتِ الْمَعْنَوِيَّةِ مَعَ كَوْنِهَا دَاخِلَةً فِي صِفَاتِ الْمَعَانِي الْمَذْكُوْرَةِ مَا يَلِي : (ا) ذِكْرُ الْعَقَائِدِ عَلَى وَجْهِ التَّفْصِيْلِ لأَنَّ خَطْرْ َالْجَهْلِ فِيْهِ عَظِيْمٌ. (ب) اَلرَّدُّ عَلَى الْمُعْتَزِلَةِ فَإِنَّهُمْ أَنْكَرُوْهَا, فَقَالُوْا إِنَّهُ تَعَالَى قَادِرٌ بِذَاتِهِ مُرِيْدٌ بِذَاتِهِ مِنْ غَيْرِ قُدْرَةٍ وَلاَ إِرَادَةٍ وَهكَذَا إِلَى آخِرِهَا, وَقَصَدُوْا بِذَلِكَ التَّنْــزِيْهُ ِللهِ تَعَالَى, وَقَالُوْا : وَصَفْنَاهُ تَعَالَى بِهذِهِ الصِّفَاتِ. فَإِمَّا أَنْ تَكُوْنَ حَادِثَةً وَإِمَّا أَنْ تَكُوْنَ قَدِيْمَةً. فَإِذَا كَانَتْ حَادِثَةً اسْتَحَالَتْ عَلَى اللهِ تَعَالَى أَوْ قَدِيْمَةً تَعَدَّدَتْ الْقُدَمَاءُ فَانـْتَفَتْ الْوَحْدَاِنيَّةُ. وَالْجَوَابُ عَنْ ذلِكَ أَنْ نَقُوْلَ : إِنَّ هذِهِ الصِّفَاتِ لَيْسَتْ مُسْتَقِلَّةً عَنِ الذَّاتِ, وَإِنَّمَا هِيَ تَابِعَةٌ لَهَا فَهِيَ صِفَةٌ وُجُوْدِيَّةٌ قَائِمَةٌ بِهَا.
"Sifat-sifat ma'ani: Sifat-sifat itu disebut sifat ma'ani, karena sesungguhnya telah tetap bagi Allah ta'ala pengertian-pengertian yang ada lagi tegak pada dzat Allah serta sesuai dengan kesempurnaan-Nya.
Sifat-sifat ma'nawiyah adalah pembangsaan bagi sifat ma'ani yang tujuh yang dia adalah cabang dari sifat-sifat ma'ani.
Dinamakan sifat ma'nawiyah, karena sifat tersebut adalah harus ada dan pengertian-nya terus-menerus ada pada dzat Allah; yaitu keadaan Allah ta'ala adalah Dzat Yang Maha Kuasa, Dzat Yang Maha Berkehendak, Dzat Yang Maha Mengetahui, Dzat Yang Maha Hidup, Dzat Maha Mendengar, Dzat Yang Maha Melihat, dan Dzat Yang Maha Berbicara.
- Adapun hikmah dari penuturan dari sifat-sifat ma'nawiyah ini beserta
keada-annya adalah masuk pada sifat-sifat ma'ani yang telah disebutkan
adalah sebagai berikut:Menuturkan akidah-akidah secara terperinci, karena
sesungguhnya bahaya dari kebodohan terhadap hal tersebut adalah
besar.
- Menolak faham Mu'tazilah, karena orang-orang Mu'tazilah itu
mengingkarinya. Mereka berkata: "Sesungguhnya Allah ta'ala itu adalah
Maha Kuasa dengan Dzat-Nya sendiri, Maha berkehendak dengan dzat-Nya
sendiri tanpa kekuasaan dan tanpa kehendak, dan seterusnya. Mereka
bermaksud dengan demikian itu adalah untuk mensucikan Allah ta'ala. Dan
mereka berkata: Kita telah mensifati Allah ta'ala dengan sifat-sifat ini.
Maka kemungkinan sifat-sifat tersebut keadaannya didahului oleh ketiadaan
dan mungkin sedia tanpa permulaan. Jika sifat-sifat itu keadaannya adalah
didahului oleh ketiadaan, maka mustahil bagi Allah ta'ala. Atau jika
keadaannya tidak didahului oleh ketiadaan, maka hal yang qadim (sedia tanpa
permulaan) itu menjadi banyak, sehingga hilanglah ke-esa-an Allah. Kami
menjawab: Sesungguhnya sifat-sifat ini tidaklah berdiri sendiri, tetapi
mengikuti dzat-Nya, yaitu sifat yang ada dan tegak pada dzat-Nya. (muslimedianews)