Nasib para Veteran Indonesia
Monday, 10 November 2014
OPINI | Kali ini saya akan membahas nasib para veteran yang
benar-benar miris dan memprihatinkan . Mereka yang berjuang merebut kemerdekaan
dengan cucuran keringat dan tumpah darah malah dapat perlakuan seperti ini.
Tidak seorangpun yang menghitung hitung, berapa untung
yang kudapat nanti dari Republik ini jikalau aku berjuang dan berkorban untuyk
mempertahankannya
…( Pidato Bung Karno HUT Proklamasi 1956 ) …
DAHULU Mereka yang menumpahkan darah, meninggalan
rumah dan ana istri mereka, demi bisa mengibarkan bendera Merah PUtih di Tanah
Ibu Pertiwi Ini. sekarang mereka DILUPAKAN DAN DIINJAK oleh KITA (orang orang
yang dulu dia perjuangkan.)
Legiun Veteran Republik Indonesia atau LVRI adalah
organisasi yang menghimpun para Veteran Republik Indonesia. Menurut Undang-undang
No. 7 Tahun 1967, negara perlu memberikan penghargaan kepada mereka yang telah
menyumbangkan tenaganya secara aktif atas dasar sukarela dalam ikatan kesatuan
bersenjata baik resmi maupun kelaskaran dalam memperjuangkan, membela dan
mempertahankan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia[/b]. Dalam
Undang-undang disebutkan bahwa Veteran Republik Indonesia adalah Warga Negara
Republik Indonesia yang ikut secara aktif dalam sesuatu peperangan membela
Kemerdekaan dan kedaulatan Negara Republik Indonesia menghadapi negara lain
yang timbul di masa yang akan datang, dan juga mereka yang ikut dalam masa
Revolusi fisik antara 17 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 untuk
mempertahankan Negara Republik Indonesia, ikut aktif dalam perjuangan
pembebasan Irian Barat melakukan Trikora sejak 10 Desember 1961 sampai dengan 1
Mei 1963, dan yang ikut melakukan tugas Dwikora langsung secara aktif dalam
operasi-operasi/pertempuran dalam kesatuan-kesatuan bersenjata. Menurut UU No.
7/1967 semua Veteran yang telah disahkan memperoleh gelar kehormatan Veteran
Republik Indonesia dan berhak dan wajib menjadi anggota Legiun Veteran Republik
Indonesia yang merupakan satu-satunya organisasi massa Veteran.
Suratan Nasib Veteran Melayang ke Istana
SEPUCUK surat melayang ke Istana Presiden, Juni lalu.Surat itu datang dari Korps Cacat Veteran Republik Indonesia.Isinya: meminta perhatian pemerintah.
Para veteran itu mencurahkan isi hati mereka. Karena,
sejak 1994, satu potong tubuh pahlawan yang cacat dalam perang kemerdekaan
hanya dihargai Rp 22.000 per bulan. Mereka memohon perhatian yang lebih layak.
Permohonan yang wajar. Surat yang juga ditembuskan ke Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) itu jadi pembicaraan serius di LIPI. Sepucuk surat, segumpal
keluhan, sekaligus sebuah cerminan nasib, bahwa belum semua orang merasakan
kemerdekaan. Bahkan, bagi
para veteran yang berjuang demi kemerdekaan sekali
pun. Sungguh sangat memilukan. Pertanyaannya, apakah pemerintah tidak mampu
memberikan perhatian yang lebih layak. Bukankah usia para veteran itu sekarang
sudah 70 hingga 75 tahun, sehingga tidak perlu memakan waktu lama untuk sekadar
menyenangkan dan memberikan penghargaan yang pantas. Mereka adalah orang-orang
tua kita yang ikut membantu menegakkan berdirinya sebuah negara bernama
Republik Indonesia. Sangat wajar untuk sebuah penghargaan. Tapi inilah raut
muka negeri ini di usianya yang ke-68. Raut
ironi yang tampak dimana-mana. Lihat saja, gaji dan
tunjangan para anggota DPR, menteri atau anggota berbagai Komisi yang kini marak
di Indonesia. Lalu, bandingkan dengan para veteran yang hanya dihargai Rp 22.000. Bahkan, anggota DPR
diberi hingga 30 jutaan rupiah hanya untuk dana serap aspirasi. Padahal, kita belum merasakan
hasil kerja para wakil rakyat itu. Inikah wajah negeri yang sudah merdeka 68
tahun. Beginikah sebuah negeri menghargai para veteran? Lalu dimanakah keadilan itu? Ketika sepucuk
surat melayang ke Istana Presiden, kita pun tidak tahu, bagaimana nasib surat
itu. Kita hanya bisa berharap, semoga ada titik cerah bagi para veteran ketika
sinar kemerdekaan menyentuh usia ke-68.
Sekadar harapan untuk sebuah keadilan. Maka,
dengarkanlah.
Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai para Pahlawannya.
Meskipun Mantan TNI tetap saja menjungjung nama bangsa
Indonesia
Pernahkah kita,melihat & mendengarkan tentang
sebuah potret dari sebuah kebobrokan sytem moral dari para petinggi bangsa
Indonesia.Bagaimana tidak banyak para veteran perang pada masa Belanda &
Jepang,yang terlantar alias tidak diperhatikan nasib mereka ketika sudah tidak
aktif lagi sebagai tentara Negara Rebuplik Indonesia.
Banyak dari para veteran perang Indonesia,yang pada
masa sekarang profesinya sebagai Tukang Kebun,Tukang Sol Sepatu bahkan ada yang
menajdi pemungut sampah jalanan.Padahal sudah banyak jasa dari para veteran
yang dikorbankan untuk Rebuplik Indonesia,sepeti waktu,harta,tenaga &
bahkan keluarga.Tapi apa balasan dari semua jerih payah veteran,pada masa
pensiun mereka tidak mendapatkan dana pensiun dari pemerintah sepeser pun.
Malah dana pensiun dari pemerintah,kebanyakan mengalir
secara deras kepada para Pegawai Negeri Sipil & para penjabat tinggi
pemerintah.Kita pernah mendengar sebuah pepatah lama yang berbunyi,Bangsa yang
besar adalah Bangsa yang menghargai para Pahlawannya.Tapi mungkin makna dari
pepatah lama tersebut sudah berubah seiring berjalannya waktu menjadi,Bangsa
yang besar adalah Bangsa yang menghargai para Pahlawannya.
Tapi yang membuat saya salut kepada mereka adalah,para
pejuang veteran yang sudah pensiun tersebut lebih nasionalis & menjunjung
harkat & martabat bangsa Indonesia.Walaupun mereka,sudah pensiun menjadi
tentara republik Indonesia & tidak mendapatkan dana pensiun sedikit
pun.Bahkan saat ini,banyak rumah para veteran perang yang digusur oleh oknum
yang tidak bertanggung jawab.
Inilah sesungguhnya,yang dinamakan Pejuang Sejati
ialah Pejuang Tanpa Tanda Jasa,kita sudah seharusnya mencontoh dari sikap para
veteran Indonesia supaya kelak bangsa Indonesia bisa lebih maju dari pada
sekarang.
BERJUANG SEPENUH HATI
Selalu Hormat pada Sang Bendera Merah Putih
Menurut sebagian orang saat ini definisi VETERAN
adalah tentara bersenjata yang berjuang dan berperang pada saat jaman
penjajahan. Definisi itu masih belum benar, kurir, tukang kirim surat, petugas
dapur umum, petugas kesehatan, caraka, penjaga kampung pejuang juga termasuk
dalam lingkup veteran kemerdekaan. Dan tahukah kawan-kawan bagaimana nasib para
veteran saat ini di Indonesia…???.
Orang yang sudah berjuang mati-matian untuk negara
tercinta Indonesia harusnya diberikan penghargaan yang layak. Piagam
penghargaan dan foto tidaklah cukup untuk mengganti perjuangan mereka yang
sungguh besar. Fenomena nasib para veteran sungguh memprihatinkan di negara
Indonesia ini. Bagaimana tidak, banyak para veteran yang sekarang hidup kurang
berkecukupan, ada yang sekarang berprofesi menjadi penjual alat-alat listrik,
menjadi penjaga kamar mandi, tukang kebun, tukang sol sepatu bahkan ada yang
menjadi pemungut sampah. Padahal kan jasa mereka untuk Indonesia sangatlah
banyak seperti waktu, harga, tenaga, harta, dan keluarga. Tapi apa balasan
jerih payah para veteran, pada masa pensiun mereka tidak mendapatkan hal yang
layak, seperti tempat tinggal, dana pensiun.
Sungguh saya merasa prihatin sekali melihat berita di
TV pagi tadi, para veteran seperti tidak dihiraukan oleh pemerintah. Mereka
hidup dibawah ambang kemiskinan, benar mereka mendapat tunjangan dana setiap
awal bulan, tapi itu tidaklah cukup untuk biaya hidup beliau dan keluarganya.
Saya cuma bisa berharap pemerintah segera merespon keadaan ini, perjuangannya
saja sungguh amat besar kepada Indonesia tapi kenapa dibalas dengan sesuatu
yang kurang bisa mensejahterkan para veteran.
Ini adalah bahan renungan Pemerintah Indonesia di Hari
Pahlawan tanggal 10 November 2013 ini.
Beberapa waktu lalu kita baru saja memperingati
kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 68, kemerdekaan bagi kita sang penerus
bangsa memanglah sangat berarti, namun benarkah kita sudah benar-benar merdeka?
Ingatkah kita dengan para pejuang yang telah berdarah-darah dan berlinang air
mata hanya untuk kita sanga penerus bangsa yang mereka kira akan lebih baik
dari jaman kolonialisme dahulu.
PERBANDINGAN VETERAN INDONESIA DENGAN AMERIKA
Mereka diberikan tempat yang layak untuk menghabiskan
sisa hari tua
Bandingkan dengan Veteran di Indonesia
menunggu detik-detik terakhir rumah mereka
disita/digusur. lalu mereka mau tinggal dimana?
Mereka diberikan santunan dana serta jaminan kesehatan
Bandingkan dengan Veteran di Indonesia
Masih harus berjuang menuntut hak mereka, tapi kalau
adminpikir sih. itu bukan hak mereka, tapi memang KEWAJIBAN kita
saudara-saudara!
Veteran Amerika
Mereka diperlakukan bak seorang pahlawan dilingkungan
tempat tinggalnya
Bandingkan dengan Veteran di Indonesia
Hanya muncul untuk mengisi acara kemerdekaan 17
agustus di beberapa stasiun TV, setelah itu? siapa peduli!?
Dan inikah orang-orang yang kini mengemban
tanggungjawab yang diamanahkan oleh para pahlawan kita?
Sedangkan dulu hanya demi "menancapkan"
bendera merah putih saja mereka rela untuk bertumpah darah!
Coba bandingkan lagi dengan yang satu ini.
Seorang veteran yang tidak lebih adalah seorang tua
renta dan tidak pernah menuntut apa-apa selain hidup tenang di sisa hayatnya
atau yang ini?
Masih minta naik gaji, mobil mewah, gedung baru,
apalagi tingkah laku beberapa anggotanya yang kita mati rasa.
Testimoni salah seorang Keluarga Veteran
Bersyukur kita sudah merdeka, 68 tahun sudah kita nikmati kemerdekaan ini atas rahmat Allah swt dan perjuangan para pejuang kemerdekaan. Penikmat kemerdekaan inipun kini sudah banyak yg berpenampilan hidup mewah dengan kendaraan terbarunya dan harga ratusan juta dengan keberhasilan anak-anaknya mengenyam pendidikan tinggi mengantar menjadi pengusaha-pengusaha, pejabat-pejabat dst.Tapi di balik kegembiraan atas kemerdekaan itu ! disudut-sudut kemerdekaan itu ada yang terkoyak hati dan jiwanya, merintih sedih dan perih. Dialah Veteran kita yg telah berkorban jiwa dan raga untuk melepaskan kita dari penindasan dan penjajahan menuju masa depan yang gemilang.Saya coba berbagi mewakili suara hati mereka. Tahukan anda apa yang membuatnya menangis padahal pada massa perjuangan pantang mengeluarkan air mata. Kemiskinan dan tersisihkan itu yg mereka rasakan. Gagal untuk mengantar anak-anak mereka pada pendidikan yang layak karena kesemuanya itu tidak terlepas dengan yang namanya biaya. Jangankan untuk pendidikan di perguruan tinggi untuk makan sehari-hari saja dia harus bekerja, sayangnya veteran ini tidak memiliki skill, maka kemudian banyak diantara mereka yg kerja serabutan sampai-sampi ada yg jual "erek-erek" (semacam lotre) pada masa itu. kadang mereka dapat untuk makan sehari kadang mereka harus berpuasa (puasa yg di paksakan rentan dengan gizi buruk).Bila di ceritrakan secara menyeluruh amat sangat panjang tapi intinya adalah adakah yang mau perduli dengan berbagai kondisinya mereka skarang sudah uzur dan sudah banyak yang berpulang karena di makan usia dengan membawa kesedihan, kekecewaan. Maka habis sudah para veteran ! sampai disitukah kita terhenti keperdulian kita kepada veteran ?! tidak ! Bagaimana pula dengan generasi penerus yang jelas-jelas mewarisi jiwa nasionalismenya. Coba anda tengok kehidupan mereka perjuangannya sangat keras, jelas keras kehidupannya karena tidak di tunjang dengan pendidikan yang tinggi, banyak di antara mereka ijazah SD pun sudah merasa beruntung. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki tempat tinggal alias ngontrak dengan segerombola anak-anaknya. Dari sisi ini saja kita bisa membayangkan perasaan khawatir akan masa depan anak-anak mereka para veteran yang akan terombang-ambing dalam kehidupan.Saya berharap pemerintah bisa tetap memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan mereka melalui pendataan diberikan penyuluhan dan bimbingan-bimbingan usaha dengan harapan semangat nasionalismenya bisa turut serta berkiprah di pembangunan Indonesia secara menyeluruh. Siapa tahu dengan upaya itu Indonesia bisa maju dan makmur secara menyeluruh ketimbang mengabaikannya khawatir kualat karena terkesan mengabaikan perjuangan dan pengorbanan veteran.Semoga kedepan Indonesia di mudahkan kemakmurannya, kesejahteraannya karena mensejahterakan dan memakmurkan keluarga besar veteran.Saya bisa menceritakan ini karena saya adalah anak orang veteran.Saya pantang menyerah untuk berjuang meraih cita-cita tapi memang benar-benar memptihatinkan. Perjalanan hidup saya tidak bedanya dengan kakak-kakak saya saat di sekolah serba kekurangan. Hanya kemauan yang terlampau keras hinaan-hinaanpun harus saya lewati, bagaimana tidak terhinakan sepatu bolong, celanapun seragampun bolong dan rombeng berbaur dengan mereka yang mapan, ini pada saat di Sekolah Dasar.Pada saat masuk SMP orang tua sdh teramat terbebani, sekolahpun saya jalan dengan jalan kaki sekitar 10 km ditengah kota Cirebon , tapi saya berusaha dengan samangat yang saya warisi dari orang tua. Lulus dari SMP coba untuk lanjut ke SLTA tapi orang tua angkat tangan, kembali kemauanku yang besarlah yang memaksaku, seperti pengemis saya harus mendaftar ke SLTA bagaiamana tidak tidak ada biaya yang ada hanya kemauan dan semangat. Berbagai upaya saya lakukan akhirnya saya berhasil masuk dan lulus dengan 10 besar tapi ijazah tertahan di karenakan spp yang menunggak. Kemudian dari 10 besar ini ternyata ada manfaatnya, sepucuk surat dari Bandung dari sebuah Perguruan Tinggi Politeknik Bandung Industri Indonesia memberikan kesempatan kepada saya dengan dispensasi 10 besar mendapat potongan biaya pendidikan sebesar 50%. Kesempatan inipun memacu semangat saya untuk memperjuangkannya, semua sekeluarga bersimpati dan berpartisipsi, Urunan biaya perjalanan ke Bandungpun di peroleh dan meluncurlah saya ke Bandung. Singkatnya saya selanjutnya harus benar-benar mandiri, sayapun diluar waktu kuliah mencari uang dengan membuat seni kerajinan relief logam Kaligrafi dan seni_seni yang lainnya.Begitulah kurang lebihnya venomena kehidupan keluarga veteran. Saya kini sudah bekerja di sebuah perusahaan kimia terbesar di Indonesia dan bersyukur saya memperoleh pendapatan di atas 4 juta rupiah. Hanya saja kini saya masih harus memperjuangkan saudara-saudaraku/kakak-kakaku agar terangkat dari kesulitan hidup yang terhimpit, dengan pendapatanku tersebut tentu saja saya tidak bisa membantu sepenuhnya.
Sumber: Kaskus