Pengertian Pelaku intelektual (intelectual dader)
Friday, 25 September 2015
Sudut Hukum | Pengertian
Pelaku intelektual (intelectual dader)
Secara harfiah
pelaku intelektual (intelectual dader), merupakan pelaku tindak pidana
secara umumnya tetapi dilakukan oleh kalangan profesi atau orang yang berpendidikan
dan menggunakan intelektualnya dalam melakukan tindak pidana. Intelektual
adalah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar,
membayangkan, menggagas, atau menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai
gagasan. Pelaku tindak pidana adalah orang yang melakukan tindak pidana. Pelaku
tindak pidana merupakan orang yang mampu dipertanggung jawabkan secara pidana.
Tentang dapat dipertanggungjawabkan tersebut dibedakan antara ontoerekeningsvatbaarheid
dan ontoerekeningsbaarheid.

Doktrin menyebut dengan istilah rechtsvaardigingsgronden. Misalnya:
- Pasal 48 KUHP yang berbunyi: “Tiada boleh dihukum barang siapa melakukan perbuatan karena terdorong oleh suatu sebab yang memaksa”.
- Pasal 50 KUHP yang berbunyi: “Tidak boleh dihukum barang siapa melakukan perbuatan untuk menjalankan undang-undang”.
Berdasarkan hal
tersebut seseorang yang dapat di pidana haruslah seseorang yang mampu
bertanggung jawab dan adanya kesalahan, serta tidak ada alasan pembenar dan
pemaaf atas perbuatannya tersebut. Pertanggungjawaban pidana atau kesalahan
menurut hukum pidana, terdiri atas tiga syarat yaitu:
- Kemampuan bertanggung jawab atau dapat dipertanggungjawabkan dari pembuat.
- Adanya perbuatan melawan hukum yaitu sikap psikis pelaku yang berhubungan dengan kelakuannya, yaitu disengaja dan sikap kurang hati-hati atau lalai.
- Tidak ada alasan pembenar atau alasan yang menghapuskan pertanggungjawaban pidana bagi si pembuat.
Berdasarkan hal tersebut, pelaku
intelektual (Intelectual Dader) yang dimaksud dalam permasalahan skripsi
ini adalah tindak pidana (mampu bertanggung jawab, adanya kesalahan, dan tidak
ada alasan pemaaf/pembenar) yang dilakukan oleh kalangan profesi atau kalangan
intelektual/terpelajar.
[1] Leden
Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Jakarta, Sinar Grafika, 2012,
hlm.51.