Pengertian Bahagia
Saturday, 1 April 2017
SUDUT HUKUM | Aristoteles mengatakan: Bahagia itu ialah suatu kesenangan yang dicapai oleh setiap orang menurut kehendaknya masing-masing. Karena itu kalau kita hendak mengemukakan pengertian kebahagiaan menurut pandangan manusia, sungguh akan memakan waktu yang amat banyak sekali. Kita di sini tidaklah menghendaki hal yang demikian itu.
Dr. Hamzah Ya'coup dalam bukunya “Tingkat Ketenangan dan Kebahagiaan Mukmin” mengatakan: Jika kita mengembara dalam alam fikiran manusia dari abad ke-abad, maka tentu akan banyaklah gambaran dan ungkapan tentang formula kebahagiaan yang kita tahu, yakni rumus dari unsur apakah kebahagiaan itu tersusun.
Prof. Dr. Hamka dalam bukunya “Tasauf Moderen” mengatakan, bahagia itu mempunyai sebanyak kaidah dan pengalaman seseorang. Seperti telah kita nyatakan dalam “Pengantar” diatas, bahwaitu
merupakan tuntutan fitrah manusia.
Dalam hal ini Dr. Hamzah Ya’coup mengatakan: .”Allah lah yang menciptakan fitrah kecenderungan manusia mencari kebahagiaan". Sedangkan fitrah adalah satu unsur yang ada, dalam rohani manusia. Dan persoalan rohani ini adalah, urusan-urusan tuhan (Surat Al Isra' 85).
Tetapi Allah tidak memberikan rumusan pengertian bahagia itu.jalan yang paling tepat untuk mencari pengertian bahagia ialah mengembalikannya kepada Allah.
barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia Telah mendapat kemenangan yang besar.
Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan.
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan,
Jadi menurut ayat-ayat.tersebut kebahagiaan itu akan peroleh hanyalah dengan mentaati aturan Allah dan Rasul-Nya atau bertaqwa saja. Kemudian Allah menyatakan pula, bahwa orang-orang yang mentaatiAllah dan Rasul-Nya itu:
- Memperoleh- kehidupan yang baik dalam segala halnya.
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.
- Akan tenteram perasaannya.
Maka Allah akan menurunkan ketentraman atas Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman (Surat Al Fathu 26).
- Akan selalu gembira.
Mereka bergembira dengan apa yang Allah datangkan untuk mereka dari karunia-Nya(Surat Ali Imran 170).
Dari tanda-tanda yang dikemukakan oleh Al Qur'an tersebut dapatlah kini kita rumuskan, bahwa bahagia itu ialah berkehidupan yang baik dalam segala halnya, disertai ketentraman dan kegembiraan karena mematuhi aturan Allah dan Rasul-Nya.
Aturan Allah dan Rasul-Nya itu sudah disesuaikandengan fitrah manusia (Surat Ar Rum 30).Sesuatu yang diberikan sesuai dengan fitrah manusia memang membahagiakan sekali.
Contoh : Fitrah manusia ingin menolong, lantas kita memberikan pertolongan. Alangkah bahagianya kita sesudah memberikan pertolongan itu. Tetapi coba kita tidak memberikan pertolongan kepada yang memerlukannya, pasti belakangan akantimbulpenyesalan. Apalagi kalau karena ketidaksediaan kita memberikan pertolongan itu, yang bersangkutan menjadi sangat menderita atau celaka. Penyesalannya akan menjadi sepanjang hidup.
Karena itu kebahagiaan hanyalah akan,diperoleh manusia dengan melaksanakan semua aturan Allah, dan-Rasul-Nya di dalam segala aspek kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan ayat 51 Surat Nur.