-->

Hikmah Haji

Islam telah membuat beberapa aturan guna menguatkan rasa persatuan dan menanamkan semangat bekerja sama. Diantaranya, dengan memerintahkan sholat berjama’ah setiap waktu, memerintahkan untuk shalat jum’at sekali seminggu. Dan disunnahkan pula untuk shalat hari raya 2 kali setahun. Semua itu untuk menguatkan rasa persatuan antara beberapa golongan yang berdekatan. Pada umumnya rasa persatuan itu belum cukup jika tidak dihadiri oleh segala utusan, baik dari Barat dari Timur, dari Selatan dan dari Utara. 

Hikmah Haji


Dengan tidak memandang bangsa dan warna. Mereka hendaklah berpakaian sama, berkumpul suatu saat dalam satu tempat. Yaitu Padang Arafah dan Mina, dengan tidak membedakan kaya dan miskin, mulia, hina, raja ataupun hamba. Dalam pertemuan yang amat besar itulah mereka dapat mengenal satusama lain dan bertambah teguhlah rasa persatuan diantara mereka.

Mereka dapat bermusyawarah membuktikan segala kepentingan bersama, baik yang bersangkutan dengan aturan dan susunan penghidupan mereka, seperti keadaan perdagangan, perusahaan industri, teknik pertanian/hutikultural di negeri masing-masing dan lain-lain. Dengan ringkas, segala kemaslahatan dunia akhirat dapat dirembuk dan diatur ditempat itu oleh segala urusan masing-masing. Allah SWT berfirman di dalam surat Al-Hajj: 27-28:
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. (Q.S. Al-Hajj: 27-28)
Berdasarkan ayat diatas haji merupakan kongres besar dan pertemuan orang-orang mukmin dari penjuru dunia. Mengumandangkan Asma-asma Allah. Dari sinilah kita bisa melihat berbagai suku bangsa bersatu melaksanakan perintah-perintah-Nya, secara serempak dan disiplin. Duduk sama rendah berdiri sama tinggi, tidak pandang bulu dihadapan Allah SWT, apakah ia raja maupun hamba sahaya, baik ilmuan maupun negarawan, berbagai disiplin ilmuberkumpul ditanah suci dengan mengenakan pakaian ihram. Inilah gambaran padang mahsyar yang digambarkan oleh khalid-Nya di PadangArafah ketika berwukuf.

Pada hakikatnya, setiap perbuatan yang dilakukan dalam berbagai tahap tersebut mengandung peringatan dan pelajaran bagi yang mau menerima, dan dorongan bagi setiap orang-orang yang benar-benar ikhlas menuju kebenaran, serta pengenalan dan isyarat bagi setiap pelaku yang tanggap dan cerdas.

Maka sebaiknyalah apabila telah terbuka pintu-pintunya dan diketahui kandungannya, akan tersingkaplah sebagian rahasia-rahasianya bagi yang berhaji, sehingga membantunya merasakan kejernihan dalam hatinya, kesucian dalam batinnya serta kekayaan dan keluasan dalam wawasannya.

Nuansa haji ini kita hayati secara akal sehat, ternyata kita kecil dihadapan Allah SWT. Kebesaran rizki-rizkinya yang telah dianugerahkan kepada kita dengan jelas bisa bertemu langsung dengan berbagai suku bangsa. Kita juga dapat menyaksikan bukti nyata dari sejarah yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Maka berakhirlah risalahnya disini, dan telah disempurnakan agamanya yang telah tersusun rapi di dalam kitab suci Al-Qur’an.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel