Bill Clinton: Aceh Luar Biasa
Sunday, 20 July 2014
Seperti diketahui bencana tusnami menyebabkan lebih dari 200 ribu
orang tewas, dan hampir 400 ribu rumah hancur atau rusak. Bank Dunia, Bank
Pembangunan Asia, dan masyarakat non-pemerintah mengumpulkan lebih dari USD 5
miliar untuk mendukung pemulihan pascatsunami. Kunjungannya kali ini ke Aceh merupakan bagian dari inspeksi kemajuan terhadap Aceh pascatsunami yang
dirangkai dengan beberapa kunjungannya ke beberapa negara lain.
Bill Clinton yang juga mantan Utusan Khusus Perserikatan
Bangsa-Bangsa untuk Penanggulangan Tsunami tiba di Bandara Internasional Sultan
Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang sekira pukul 11.00 WIB. Dalam pengawalan
ketat para bodyguard dan aparat Brimob berkendaraan trail ia langsung menuju
Desa Lambung, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh menggunakan bus. Saat turun dari
bus, Clinton sempat melihat-lihat satu rumah warga berlantai dua yang masih
hancur di Desa Lambung. Kemudian ia menyempatkan diri melihat bangunan escape
building yang sudah ditunggui sejumlah pejabat Aceh untuk menyambutnya. Tampak
di antaranya mantan Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias
Kuntoro Mangkusubroto, Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan Wali Nanggroe Malik
Mahmud Al-Haytar.
Kepada Gubernur Aceh ia mengatakan bangga dengan apa yang sudah
dicapai di Aceh. “Saya tak pernah membayangkan Aceh sudah sebaik ini. Ini
pencapaian yang luar biasa,” ujar Clinton dalam percakapan dengan dr Zaini
Abdullah didampingi Wali Nanggroe Malik Mahmud Al Haytar. Clinton mengakui
dalam amatannya Aceh telah mengalami banyak perubahan yang tak pernah terbayang
olehnya. “Nothing else that you can see here (tak ada apapun yang bisa Anda
lihat di sini),” katanya seraya menunjukkan satu dari beberapa foto yang
terpajang di dinding gedung escape building. Foto tersebut memperlihatkan
dirinya bersama George W Bush (mantan Presiden AS) saat berada di Lampuuk, Aceh
Besar yang porak-poranda dengan latar belakang Masjid Rahmatullah pada 2005.
Clinton juga mengungkapkan ada banyak pihak yang terlibat dalam
pembangunan Aceh pada awal masa tanggap darurat hingga proses pemulihan. Atas
semua itu, kata Clinton, tidak terlepas dari peran pemerintah, lembaga donor
(NGO) dan juga BRR Aceh-Nias. Clinton juga memberi apresiasi yang besar atas
kerja-kerja BRR yang telah membangun Aceh manjadi seperti sekarang ini.
Mantan Kepala BRR Aceh-Nias Kuntoro Mangkusubroto menjelaskan
banyak hal dalam perbincangan dengan Clinton. Ia juga menyatakan betapa
besarnya peran para lembaga donor dan negara asing yang datang membantu Aceh.
“Apa yang Anda saksikan Aceh seperti ini, juga karena Anda ada di
sini,” kata Kuntoro yang disambut tawa hangat Bill Clinton. Sekitar lebih
kurang 40 menit di lokasi escape building, Bill Clinton dan rombongan menuju
Lhokseudu, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar bertemu dengan nelayan
setempat. Ia juga meletakkan karangan bunga di kuburan massal tsunami di
Lampuuk dan mengunjungi Masjid Rahmatullah Lampuuk.
Sementara itu kedatangan Bill Clinton yang keempat kalinya ke Aceh
ini sempat diwarnai dengan aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Islam Negeri
(UIN) Aceh. Massa yang berjumlah puluhan orang itu menggelar aksinya di Bandara
Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Aceh Besar, Sabtu (19/7). Mahasiswa
menggelar aksinya di pintu masuk Bandara SIM dengan membawa spanduk dan poster
kemudian dibubarkan polisi.
Dalam pernyataan sikapnya mahasiswa menolak kedatangan Bill Clinton
ke Aceh karena Amerika Serikat mendukung invasi Israrel ke Palestina.(*serambi Indonesia)