Muhammad Dalam Pandangan Tokoh Islam
Friday, 11 July 2014
SUDUT HUKUM | Muhammad Dalam Pandangan Beberapa Tokoh
Islam
1. Sayyed
Hussein Nasr
Muhammad sebagai
penyebar agama Islam dan pembawa petunjuk Tuhan adalah
penafsir per-excellence dari Qur’an dan hadis serta sunnahnya,
ucapan dan perbuatannya adalah sumber tradisi terpenting dalam
Islam sesudah qur’an. Untuk memahami peranan Muhammad di dalam Islam, tidak
cukup mempelajari sejarah hidupnya dari luar. Orang harus
memandangnya dari sudut pandang Islam dan mencoba menemukan posisi
yang didudukinya di dalam kesadaran beragama para muslimin.
Apabila seorang
muslim berbicara tentang Nabi, maka yang dimaksud adalah Muhammad,
yang namanya tidak pernah disebut tanpa diikuti “Sallallahu ‘alaihi
wasallam” yang berarti semoga Tuhan memberkati”.
Secara umum,
apabila seorang berbicara tentang Nabi, yang dimaksud adalah
Muhammad.2
Sulit
bagi orang non-Muslim untuk memahami peranan
Nabi sebagai prototipe kehidupan religius dan spiritual,
terutama bagi mereka yang mempunyai latar belakang Kristen.
Dibandingkan
dengan kehidupan Kristus dan Budha, kehidupan Nabi tampak
sangat manusiawi dan sangat penuh dengan kegiatan sosial, ekonomi,
politik untuk dapat dijadikan model kehidupan spiritual. Karena itu,
banyak orang yang menulis tentang para pemimpin spiritual, tidak dapat
memahami dan menilai Nabi secara simpatik. Lebih mudah melihat pancaran
kesucian Kristus atau orang suci lain daripada Nabi, meskipun Nabi adalah orang
suci teragung dalam Islam, tanpa siapa tidak akan ada pensucian terhadap
kehidupan ini.
2. Moenawar
Chalil
Setiap umat
Islam tentu telah mengerti, disertai dengan penuh kepercayaan,
bahwa pribadi Nabi Muhammad SAW itu adalah seorang manusia
biasa, hanya saja beliau diberi wahyu oleh Allah dan penjadi utusan
Allah. Beliau adalah Nabi penutup dan Rasul yang terkahir. Beliau diangkat
menjadi utusan Allah itu tidak untuk dipuji oleh sekalian umatnya, tidak untuk
disanjung dan junjung tinggi-tinggi sampai setinggi langit, serta tidak untuk
didewa-dewakan, atau senantiasa diperingati hari lahirnya oleh segenap
pengikutnya, tetapi untuk diikuti kepemimpinannya dalam urusan cara beriman
kepada Allah, untuk dituruti tuntunannya dalam hal cara beribadah kepada-Nya,
serta untuk dicontoh akhlak dan budi pekertinya dalam cara bergaul dan
bermasyarakat dengan manusia.
Tentang hal ini,
Allah telah menyatakan dengan firman-Nya di dalam al- Qur’an,
surat Ali Imran : 31
Artinya : “Katakanlah
: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosa mu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Al-Qur’an dan
Muhammad memberikan sumber dan bimbingan suci bagi
pembangun agama baik di masa lalu maupun di masa sekarang. Kalau
para pengikut Muhammad berpaling kepada Muhammad pada masa hidupnya,
pada masa sekarangpun, orang-orang Muslim yang taat diseluruh
penjuru dunia berpegang pada wahyu dan ajaran-ajaran Rasul dalam
mengarahkan hidupnya.
3. Fazlur Rahman
Kehidupan Nabi
Muhammad memberikan suatu contoh yang sempurna dalam
setiap bidang kegiatan dan pesannya merupakan suatu tuntunan
bagi umat manusia. Manusia dapat mencari petunjuk dari Pesannya dan Tuntunan
kehidupannya ; keduanya merupakan tuntunan yang abadi bagi manusia dalam
perjuangan mereka untuk mencapai kesempurnaan moral, rohani dan bidang sosial
dalam kehidupan.
Beliau memang
merupakan contoh yang paling sempurna, dengan semua teladan yang diberikannya,
untuk diikuti seluruh umat manusia dalam setiap bidang kehidupan. Qur’an
menerangkan kepribadiannya yang mulia dengan kata-kata : “Dan sesungguhnya
engkau mempunyai akhlaq yang agung (Q.S. 68 : 4)”. Jadi menurut Qur’an
standar akhlaq dan kepribadiaanya jauh diatas standar akhlaq dan kepribadian
manusia lainnya. Beliau memiliki sifat yang terbaik dan mulia yang dimiliki
oleh seorang yang sempurna. Belaiu seperti sebutir permata yang menerangi kegelapan
sekelilingnya dengan kepribadian yang tiada tandingannya. Belaiu merupakan
contoh yang sempurna dan Pesan yang Agung.
4. Usman Effendi
Muhammad bin
Abdullah adalah seorang figur dalam setiap torehan pengaruh
maupun prestasi, didalam sejarah agama samawi. Sumbangannya
bagi manusia yang menginginkan kesucian hidup jelas tidak
dapat ditolak sama sekali. Musa Yesus dan Muhammad adalah figur pokok dalam
sejarah ajaran ketuhanan Nabi mereka dengan cara yang tampaknya berlebihan
dibandingkan dengan orang-orang Yahudi maupun Nasrani.
Adapun kecintaan
dan penghormatan yang diberikan para pengikutnya kepada Muhamad bersifat unik.
Meskipun tidak dianggap sebagai Tuhan, Muhammad ditempatkan dalam penghormatan
yang setinggi mungkin. Dia tidak boleh digambar : bagi orang-orang yang sholeh,
menyebut namanya akan menjamin limpahan rahmat ilahi bagi dirinya yang berdo’a.
keluarga dan handai tolannya. Isteri-isterinya disebut
sebagai ibu-ibu
orang yang beriman (Ummahatul Mukminin). Setiap rincian riwayat hidupnya
telah terpelihara senantiasa (di dalam hadishadis) dan jutaan orang yang tak
terhitung berusaha meniru, mengikuti jejak langkah kehidupannya dalam setiap
kehidupan mereka sehari-hari.
Sumber informasi
kita yang pokok adalah al-qur’an, ini tentu saja bukan sebuah
catatan mengenai kehidupan Muhammad ini lebih menggambarkan
Sang Pencipta daripada Sang Pembawa Pesan. Namun al-Qur’an secara tak langsung
memberi kita bahan yang tak ternilai harganya mengenai sejarah awal komunitas
Islam. Al-Qur’an jatuh ke Muhammad
kalimat demi kalimat, ayat demi ayat, surat demi surat.
Kadang-kadang
pesannya berkenaan dengan situasi khusus di Mekah atau Madinah.
Dalam al-qur’an Tuhan tampak menjawab beberapa pengkritik Muhammad : Dia menjelaskan
secara lebih mendalam perlunya sebuah perang atau konflik dalam masyarakat
Muslim. Karena setiap pesan baru disampaikan kepada Muhammad (yang seperti
orang Arab lainnya di Hijaz, adalah buta huruf), Muhammad mengucapkannya dengan
keras. Orang Muslim menghafalnya di luar kepala dan yang dapat menulis, menuliskannya.
Muhammad telah
wafat namun kematian fisiknya hanya memberi arti yang kecil.
Karena pada hakikatnya dalam pemahaman ideologis dia tetap
hidup dengan baik. Kasus Rusdhie telah menunjukkan besarnya semangat kaum
Muslimin yang menggelora terhadap Rasul mereka, dan dengan demikian menunjukkan
kualitas kesetiaan yang mereka nyatakan terhadap pemahaman ideologis yang
beliau sampaikan. Kenyataan memperlihatkan bahwa Nabi umat Islam itu dihidupkan
kembali hari ke hari dalam bentuk kejayaan terbesar melampaui batas-batas fisik
yang telah wafat. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bila setiap usaha untuk
menghujat kehormatannya niscaya akan menghadapi perlawanan kuat yang tak kenal
kompromi sedemikian rupa.
5. Al Ustad
Yusuf Na’im Arafah
Dalam salah satu
pidato yang di ucapkan di Darul Mualimin pada tahun 1346 H
yang bertepatan dengan 1927 M, dalam peringatan Maulid Nabi
di Beirut, antara lain berkata :
“Muhammad adalah
pendiri dasar-dasar kasih sayang diantara kita. Dia sangat cinta kepada kaum
Masehi dan mengumpulkannya, anatara lain yang terjadi pada tahun 6 H. ia telah
mengadakan paerjanjian dengan para rahib khususnya dan dengan kaum Masehi
umumnya, bahwa ia akan melindungi mereka dan gereja mereka dari gangguan, tidak
akan mengganggu uskub-uskubnya dan tidak akan memaksa seseorang untuk meninggalkan
agamanya, akan berusaha membantu dan menolong agama dan biara mereka.
Al-Qur’an dengan
tegas mengakui adanya kecintaan dan kasih sayang kaum
Masehi terhadap kaum Muslimin11 dalam Q.S Al Maidah 82.
Artinya : “Sesungguhnay
kamu dapati orang-orang yang paling keras
permusuhanya terhadap orang-orang yang beriman ialah
orang-orang Yahudi dan orang-orang musrik. Dan
sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatanya dengan orang-orang yang
beriman ialah orang-orang yang berkata : “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”.
Yang demiokian itu disebabkan karena diantara mereka itu (orang-orang Nasrani)
terdapat pendeta-pendeta dan rahib, (juga) katena sesungguhnya mereka tudak menyombongkan
diri.”
6. Amien Bek
Nakhlah
Seorang Ustad
kenamaan dan seorang penyair ulung, konon nasabnya
berhubungan langsung dengan keluarga Rasulullah SAW. Dalam kata pengantar buku “Nafsiyatur
Rasulil Arabi”, karangan Al-Ustad Labib Ar-Riyasi, ia menulis sebagai
berikut :
“Muhammad itu
ibarat sebuah lagu bukan hanya sekedar kata-kata, karena banyaknya
dengung yang disuarakan oleh lidah berbagai makhluk. Ia
merdu memikat telinga sebelum menarik hati. Suaranya indah dan lagunya merdu
mengalun lagu sebelum memadu hubungan denga Allah. Tidak seorang awampun dimuka
bumi ini yang tidak terbuka dadanya dan bergetar jiwanya, menyambut alunan
suaranya. Bagi siapa yang tidak berpihak dengan Islam, tentu ia terjerat dengan
‘Urubah, keakraban, dan siapa yang tidak terpikat dengan ‘Urubah’,
tentu ia akan tertarik dengan bahasa Arab”
7. Najib
Nash-Shar
Pemimpin redaksi
harian “Al-Karmal” yang terbit di Haifa, memuat tulisan seorang
kolumnis kenamaan, Mechel Thu’mah, antara lain isinya, “Kalau
sekiranya akhlak Muhammad tidak luhur, tentulah masyarakat
sekitarnya akan memberontak kepadanya. Kalau sekiranya akhlak Muhammad tidak
agung dihadapan para oposan dan perintangperintangnya, tentulah ia akan
terpaksa menyesuaikan diri dengan sekitarnya, tidak berdaya untuk mengadakan
pergolakan besar seperti yang dilakukannya, merubah kesesatan dengan hidayat,
kebodohan dengan ilmu dan kebiadaban dengan peradaban” (Siti Khanifah)