Fenomena ISIS dan Syiah
Wednesday, 13 August 2014
SUDUT HUKUM | Jangan terlalu bingung. Saat umat bertanya siapa dan apa ISIS, jawab saja
dengan merunut konflik Suriah. Dan jelaskan, biang keladi dari ini semua adalah
Syièah.
Syièah telah menumpahkan darah muslimin Suriah, sementara dunia hanya
menonton, diam membisu. Maka beberapa anak muda dan kelompok jihadis masuk ke
Suriah (Syam) untuk membantu saudara-saudaranya tertindas. Solidaritas mereka
bangkit, karena mereka memang berhati mulia. Di saat umat Islam lainnya cuek
dengan Suriah.
Pemuda-pemuda jihadis ini datang memenuhi rintihan muslimin yang disiksa
oleh algojo-algojo Syièah Nushairiyiah. Mereka datang saat mereka mendengar
teriakan dan jeritan wanita-wanita muslimah didzolimi dan dilecehkan oleh rezim
Syièah Iran, saat istri-istri muda diperkosa di hadapan suami dan anak mereka
telah kehabisan suara meminta pertolongan.
Sementara,
penguasa-penguasa Arab, justeru berfoya-foya ke Eropa. Mereka gonta-ganti mobil
mewah. Ya mereka telah kehilangan hati nurani, jangan tanya
kwalitas imannya, apalagi ukhuwah islamiyah yang hanya jadi jargon politik
kotor saat kampanye.
Ya pemuda-pemuda dari Indonesia, Malaysia, Eropa, Australia, Yaman, Saudi,
Tunisia, Libiya, Amerika, Kanada, Maladeva, dan berbagai Negara lainnya, datang
meninggalkan kehidupan mewah mereka, melangkah diiringi tangisan anak isteri
mereka, yang mengira ini perpisahan selamanya.
Pemuda-pemuda tersebut ada yang tergabung dengan pejuang lokal dan
katibah-katibah di Suriah. Yang lainnya, bergabung dengan Jabhah Nushroh,
sebuah wadah bagi para ksatria Islam untuk menunjukkan pembelaannya terhadap
Islam. Ada yang bergabung dengan Ahraru Syam,yang merupakan wadah bentukan
orang-orang Suriah lokal, yang terinspirasi oleh murid-murid Syaikh Saèid
Hawa dan Sayyid Qutb.
Dan Satu lagi ada yang bergabung dengan ISIS (ISlamic State of Iraq and
Sham). Sebuah wadah yang mencita-citakan kekhilafahan. Terlepas dari kritik
para ulama terhadap mereka, tetapi jangan lupa di sana masih ada tentara Islam
yang mukhlis. Mereka, walau dianggap ‘durhaka’ dari pendahulunya yaitu
al-Qaida, tetapi mereka adalah muslimun yang berhak mendapat nasehat, teguran
bahkan, pembelaan dari setiap umat Islam.
Jika selama ini Syiah mulai kewalahan dengan serangan mujahidin, akibat
dari kekejaman mereka terhadap muslimin ahlu sunnah di Suriah. Kini mereka
berupaya menunggangi momentum anti ISIS untuk memandulkan dakwah dan usaha
untuk menelanjangi kejahatan dan kesesatan Syièah.
Memang ISIS salah,
menurut sebagian para ulama, tetapi, mereka adalah “Ikhwanuna alladzina
baghau alaina, -demikian kata Ali RA-. Jika ada orang kafir yang
hendak membasmi mereka, umat Islam seharusnya membela mereka. Sambil
menasehati, jika mereka terbukti menyimpang.
Biang kerok dari ini semua, Syi’ah, tidak pernah diusut. Justeru PKI,
IJABI, ABI dan aliran-aliran produk Barat lainnya yang justeru mengancam
eksistensi NKRI ini lebih nyata. Dimana OPM, dimana RMS, ?? Bukankah
jelas-jelas hendak mendirikan Negara dalam Negara?
Syi’ah, Syi’ah, Syi’ah, bukankah ia berkiblat kepada Iran, akan merongrong
ideology dan wilayah sebuah Negara. Kenapa mendiamkan yang jelas-jelas terbukti
menghancurkan Negara. Lihat Yaman, siapa yang membuat ulah?? Hingga sekarang
memanas, hingga sekarang banyak tentara Yaman dibunuh dan dipenggal. Siapa lagi
kalau bukan Syi’ah.
Lihat Bahrain, siapa yang mencaukan Negara kecil ini, siapa yang memotong
lidah para muadzin di Masjid, hanya karena tidak melafadzakan adzan versi
Syi’ah?? Siapa lagi kalau bukan Syi’ah. Inilah gerakan separatis yang sangat
membahayakan eksistensi sebuah Negara. Ancamannya nyata dan terbutki.
Kini, Kuwait, siapa yang mengacaukan keamanan Kuwait, demikian juga Saudi,
biang keroknya satu, Syi’ah-lah pelakunya.
Jika Syi’ah tidak membunuh muslimin Suriah, membakar mereka hidup-hidup,
memperkosa muslimah-muslimah Suriah. Gerakan ISIS mungkin tidak ditakuti
seperti sekarang. Jika Syi’ah di Irak tidak membunuh dan menggantung pada dai
di sana, menangkap wanita-wanita muslimah, lalu menodainya di penjara, tentunya
tidak aka nada perlawanan dari umat Islam.
Pejuang di Suriah, dan Irak, hanya ingin bebas dari perilaku setan kaum
Syiah Nushairiyah, Rofidhoh, maupun Isma’iliyah. Mereka hanya ingin mendapatkan
kenyamanan hidup yang telah dihancurkan oleh kalangan Rofidhoh, atau yang
menipu umat dengan baju madzhab ahlu bait. Itu saja. Tidak lebih!.