Aliran Syi’ah, Yang Punah dan Yang Berkembang
Wednesday, 5 November 2014
SUDUT HUKUM | Imam al-Syahrastani ( ulama Sunni) dalam al-Mihal wa an-Nihal (hal. 147) membagi kelompok syi’ah menjadi 5, yaitu : Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyyah, Ghulat dan Ismailiyyah.
Sedangkan Asy’ariyah (Sunni) membagi syi’ah menjadi 3 kelompok, yaitu : Syi’ah Ghaliyyah yang terbagi menjadi 15 kelompok, Syi’ah Imamiyyah (Rafidlah) yang terbagi menjadi 14 kelompok, dan Syi’ah Zaidiyyah yang terbagi menjadi 6 kelompok.
Semua kelompok Syi’ah tersebut sepakat dalam beberapa hal, diantaranya masalah pengangkatan imam (khalifah) pasca wafatnya Rasulullah Saw. Menurut mereka, pengangkatan khalifah telah ditetapkan dalam al-Qur’an dan hadit, atau dengan kata lain telah ditentukan oleh Rasulullah Saw. Namun, dalam beberapa hal mereka berbeda pendapat. Perbedaan tersebut akhirnya memunculkan sekte-sekte dalam tubuh kelompok Syi’ah.
Hal yang merupakan akar perpecahan dalam tubuh kelompok Syi’ah adalah terkait dengan pengganti Imam Husein. Imam Husain merupakan putra dari Ali bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Kelompok pertama menyatakan imamah (kepemimpinan) beralih kepada Ali, putra Husein bin Ali, sedangkan kelompok kedua menyatakan imamah beralih kepada Muhammad bin Hanafiyah, putra Ali bin Abi Thalib.
Perbedaan kedua kelompok tersebut memunculkan beberapa sekte dalam Syi’ah, diantaranya:
1. Syi’ah Kaisaniyah.
Sebutan Kaisaniyah diambil dari nama bekas budak Imam Ali, bernama Kaisan. Kelompok ini mempercayai kepemimpinan Muhammad bin Hanafiyah. Kelompok ini pecah menjadi 2 kelompok yaitu Karabiyah dan Hasyimiyah.
Karabiyah memiliki kepercayaan bahwa Muhammad bin Hanafiyah tidak mati, tetapi hanya ghaib dan akan kembali diakhir zaman sebagai Imam Mahdi.
Hasyimiyah memiliki kepercayaan bahwa Muhammad bin Hanfiyah telah meninggal, namun jabatan imamah beralih kepada anaknya, Abu Hasyim.
Keduanya telah lama punah.
2. Syi’ah Zaidiyyah.
Kelompok Zaidiyah mempercayai kepemimpian Zaid bin Ali bin Abi Thalib, setelah kepemimpinan Husain bin Ali. Sekte ini tergolong sekte Syi’ah moderat karena mengakui kabsahan kekhilafahan Abu Bakar al-Shiddiq, Umar bin Khaththab, dan menyakini bahwa imamah tidak harus dengan nash, tapi boleh dengan pemilihan.
Zaidiyah pecah menjadi 3 kelompok.
Jarudiyah, yang menganggap bahwa Nabi Muhammad Saw telah menentukan Ali sebagai imam, tapi melalui isyarat (menyinggung), atau al-washf (menyebut keunggulannya dibandingkan dengan yang lain)
Sulaimaniyyah, yang menganggap kepemimpinan dipilih dengan sistem musyawarah dan tidak harus terbaik diantara kaum muslimin.
Badriyah atau Shalihiyyah, yang memiliki pandangan sama dengan Sulaimaniyyah, namun dalam masalah Utsman, mereka berdiam diri (tawaqquf).
Ketiga kelompok Syi’ah Zaidiyah ini berkembang sampai saat ini, diantaranya berada di Yaman bagian utara, Sawahil, Thabaristan, dan Najran (selatan Arab Saudi).
3. Syi’ah Ghulat
Kelompok syi’ah ini adalah syi’ah ekstrim yang melebih-lebihkan Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Syi’ah ini terbagi menjadi 2 yaitu : Pertama, al-Sabaiyah (kelompok Abdullah bin Saba’), yang menganggap Ali sebagai jelmaan dari Tuhan, atau bahkan Tuhan itu sendiri. Kelompok ini juga menganggap Ali masih hidup dan diangkat ke langit, sedangkan yang terbunuh adalah orang yang diserupakan dengannya.
Kedua, al-Ghuriyyah, yang memiliki pandangan bahwa Ali hanya manusia biasa, tetapi menurut kelompok ini, Ali seharusnya yang menjadi utusan Allah, bukan Muhammad.
Mereka menyakini bahwa Nabi Muhammad Saw telah menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti dengan jelas dan tegas. Kelompok Syi’ah ini tidak mengakui kepemimpinan Abu Bakar al-Shiddiq, Umar bin Khaththab dan Utsman bin Affan.
Mereka juga memiliki keyakinan bahwa imam pertama mereka adalah Imam Ali (bin Abi Thalib), kemudian secara berturut-turut: Hasan, Husain, Ali bin Husain, Muhammad al-Baqir, dan Ja’far al-Shadiq. Sepeninggal Ja’far al-Shadiq mereka berbeda pendapat mengenai penggantinya, sehingga terpecah menjadi 2 yaitu:
Isma’iliyah, yang menyakini bahwa jabatan imamah tersebut pindah kepada anak Ja’far al-Shadiq bernama Isma’il.
Itsna Asyariyah (12 Imam), yang menyakini bahwa jabatan imamah tersebut pindah kepada anak Ja’far al-Shadiq yang bernama Musa al-Kadzim.
Kelompok Imamiyyah ini merupakan kelompok Syi’ah terbesar hingga saat ini dan berkembang di Iran, serta di ikuti oleh beberapa kalangan di Indonesia.
sumber : http://www.muslimedianews.com/2013/10/sekte-sekte-syiah-yang-punah-dan-yang.html#ixzz3ICYSk8wF