Ternyata Amerika Ditemukan Oleh Pelaut Muslim
Tuesday, 2 December 2014
SUDUT HUKUM | Tidak
kita sangkal lagi bahwa penulis sejarah adalah kelompok pemenang.
Sejarah-sejarah peradaban Islam banyak ditulis di masa Dinasti Abbasiyah
sebagai pemenang di periode pertengahan sejarah peradaban Islam. Dan di era
modern ini sejarah ditulis oleh Barat sebagai pihak pemenang dan menguasai
berbagai media informasi.
Namun
sejarawan di masa Abbasiyah sangat jauh berbeda dengan sejarawan Barat di era
modern ini. Di masa Abbasiyah sisi objektivitas dan keotentikan sejarah lebih
dikedepankan daripada sejarawan Barat. Barat yang menguasai hegemoni abad
modern nyaris menutupi kelemahan mereka di abad pertengahan dan tingginya
peradaban Islam di masa tersebut.
Di
antaranya adalah kontroversi ekspedisi yang dilakukan oleh Columbus. Pelaut
yang bernama lengkap Christopher Columbus atau dengan nama Italia-nya
Cristoforo Colombo diklaim sebagai orang pertama yang mengarungi jalur Atlantik
lalu menemukan benua Amerika. Hal ini selama ratusan tahun masih dianggap
sebuah fakta yang tak terbantahkan. Benarkah demikian? Analisis berikut ini
mencoba menguraikan dan mengkritisi teori tersebut.
Tentu
saja tidak perlu diragukan lagi yang pertama kali datang menemukan benua
Amerika adalah nenek moyang asli bangsa Amerika. Mereka mungkin menyeberang ke
Amerika melalui Rusia dan Alaska sekitar 12.000 tahun yang lalu. Diskusi
penemuan benua Amerika oleh orang-orang Eropa, Afrika, atau Asia, sebenarnya
adalah penghinaan terhadap sejarah masyarakat asli benua tersebut. Keberanian
dan sejarah mereka sangat tidak dihargai dan tidak dinilai apabila teori
Columbus sebagai penemu benua Amerika adalah fakta yang hakiki.
Columbus
hidup di zaman dimana orang-orang berasumsi bahwa bumi ini datar. Padahal sejak
lama Aristoteles dan Pythagoras mengeluarkan sebuah teori bahwa bumi itu
berputar. Demikian juga di masa kejayaan Islam (750-1100-an M) ilmuwan-ilmuwan
Islam meyakini bumi itu bulat.
Teori
Arab dan Muslim Spanyol
Seorang
sejarawan dan ahli geografi muslim, Abu Hasan al-Mas’udi pada tahun 956 menulis
perjalanan muslim Spanyol di tahun 889 M. Eskpedisi pelayaran muslim Spanyol di
tahun itu bertolak dari pelabuhan Delba (pelabuhan yang sama dengan start
ekspedisi Columbus), dan berlayar selama berbulan-bulan ke arah Barat. Lalu
mereka menemukan sebuah daratan yang sangat luas dan mereka pun berniaga dengan
penduduk asli di daerah tersebut, setelah itu kembali lagi ke Eropa. Al-Mas’udi
menggambarkan tanah tersebut dalam petanya yang sangat fenomenal, ia menyebut
daratan tersebut dengan “Daratan yang Tidak Diketahui” atau daratan tanpa nama.
Tercatat
muslim Spanyol telah dua kali mengadakan ekspedisi ke Amerika. Pertama, pada
tahun 999 M oleh Ibnu Farrukh dari Granada dan yang kedua oleh al-Idrisi pada
tahun 1100 M. Al-Idrisi mencatat sekelompok kaum muslimin berlayar kea rah
Barat dari Lisbon selama 31 hari dan berlabuh di sebuah pulau di Karibia. Mereka
ditawan oleh penduduk asli Amerika di kepulauan tersebut selama beberapa hari.
Setelah beberapa hari mereka pun dibebaskan karena negosiasi dengan perantara
salah seorang penduduk setempat yang memahami bahasa Arab. Mereka pun kembali
ke al-Andalus kemudian menceritakan apa yang mereka alami. Poin menarik dari
kejadian ini adalah adanya penduduk setempat yang memahami bahasa Arab. Tentu
saja hal ini menunjukkan sering terjadi kontak antara penduduk setempat
(Amerika) dengan orang-orang Arab.
Ada
sebuah teori yang menyatakan bahwa kaum muslimin datang ke benua Amerika
menyebrangi kegelapan Samudera Atlantik 400 atau 500 tahun sebelum kedatangan
Columbus. Hal ini diindikasikan dengan kemampuan pemetaan, citra geografis, dan
astronomi yang mumpuni di kalangan kaum muslimin. Umat Islam telah mengeluarkan
teori bumi itu berputar seperti bola sebagaimana Ibnu Khardzabah (242 H/885 H)
dan Ibnu Rustah (290 H/903 M), termasuk Khalifah Abbasiyah, al-Makmun.
Teori
Afrika Barat
Ada
bagian dunia Islam lainnya yang telah mengadakan kontak dengan orang-orang di
benua Amerika sebelum Columbus. Di Afrika Barat ada sebuah kerajaan yang sangat
kaya dan memiliki kekuatan besar yaitu kerjaan Mali dengan raja yang paling
terkenal Mansa (raja) Musa. Sebelum Raja Musa, Mali dipimpin oleh saudaranya
yang bernama Abu Bakar. Abu Bakar pernah mengirim 400 kapal menjelajahi
Samudera Atlantik, namun dari jumlah yang besar tersebut hanya satu kapal saja
yang berhasil kembali. Kapal tersebut melaporkan bahwa di seberang lautan sana
ada sebuah daratan yang luas. Mendengar kabar tersebut, Mansa Abu Bakar pun
melakukan ekspedisi dengan 2000 awak kapalnya menuju daerah tersebut namun
setelah itu kabar mereka tidak pernah terdengar lagi.
Meskipun
tidak ada catatan spesifik hasil dari pelayaran tersebut, namun di Amerika ada
bukti yang kuat mengenai kedatangan mereka. Ada situs arkeologi di daerah
Amerika Utara dan Amerika Selatan yang menunjukkan bahwa orang-orang Mali
pernah datang ke wilayah tersebut. Orang Spanyol saat datang menjajah wilayah Amerika,
mereka menemukan prasasti di wilayah Brasil dengan bahasa Mandika (bahasa
Mali). Lebih dari itu, prasasti dalam bahasa Mandika juga ditemukan di wilayah
Amerika Serikat; di wilayah Misissipi dan Arizona. Di Arizona prasasti tersebut
mengabarkan tentang gajah-gajah sakit, padahal gajah bukanlah hewan asli
Amerika. Ini pun menjadi indikasi kesuksesan perjalanan Mansa Abu Bakar menuju
daratan Amerika.
Teori
Dinasti Utsmaniyah
Pada
tahun 1929, terdapat sebuah penemuan yang cukup fenomenal di Istanbul. Pada
tahun itu ditemukan sebuah peta yang dibuat pada tahun 1513 oleh seorang
kartografer Dinasti Utsmani, Piri Reis. Reis menyatakan bahwa peta yang
dibuatnya itu berdasarkan sumber-sumber di masa lalu, yaitu peta Yunani dan
Arab kuno, termasuk peta yang berdasarkan ekspedisi yang dilakukan oleh
Columbus yang berlayar 21 tahun sebelumnya. Yang luar biasa dari peta ini
adalah tingkat kedetailannya sehingga memaksa para sejarawan melakukan
penelitian ulang tentang teori ekspedisi Columbus.
Peta
tersebut dengan jelas menunjukkan pantai Timur Amerika Selatan. Pantai Brasil
juga ditampilkan dengan detail yang luar biasa, disertai dengan tingkat akurasi
yang tinggi letak-letak sungainya. Meskipun Reis menjadikan ekspedisi Columbus
sebagai sumber primernya, namun Columbus tidak pernah menginjakkan kakinya di
wilayah Amerika Selatan sehingga catatan-catatan ekspedisi kaum muslimin pun
menjadi bagian penting dari peta karyanya. Selain itu peta Reis juga
mencatumkan gambar Pegunungan Andes yang tidak tersentuh oleh eksplorer Eropa
hingga tahun 1520-an, satu decade penuh setelah gambar peta Reis.
Peta
Reis dengan sumber-sumber klasik yang ia gunakan menunjukkan penguasaannya yang
mapan mengenai benua Amerika. Peta karyanya juga merupakan bukti fisik terkuat
mengani ekspedisi-ekspedisi kaum mulimin jauh sebelum ekspedisi Columbus.
Catatan
Columbus
Data-data
historis di atas adalah bukti shahih yang menunjukkan ekspedisi kaum muslimin
dilakukan sebelum keberhasilan Columbus menginjakkan kakinya ke benua Amerika
di tahun 1492, bahkan mungkin Columbus sendiri mengetahui bahwa dirinya
bukanlah orang yang pertama melakukan hal itu. Columbus berlayar dari Spanyol
di tahun yang sama dengan runtuhnya dinasti Islam terakhir di tanah Iberia.
Selain itu banyak masyarakat Iberia yang beragama Islam dan sangat mengenal
sejarah masa keemasan Islam. Pelayaran Columbus juga banyak diawaki oleh
orang-orang Islam yang dipaksa memeluk Katolik atau dibunuh, Columbus pun bisa
dengan mudah mendengar kisah tentang dunia baru tersebut lalu terinspirasi
untuk menuju ke sana.
Setelah
Columbus tiba di Amerika, ia mencatat beberapa hal syi’ar-syi’ar Islam di
daerah tersebut. Ia berkomentar mengenai emas yang dimiliki oleh penduduk asli,
dibuat dengan paduan dan tata cara yang sama dengan yang dibuat oleh kaum
mulimin dari Afrika Barat. Columbus juga mencatatat bahwa kata asli untuk emas
di daerah tersebut disebut dengan ghunain, yang sangat mirip dengan bahasa
Mandika untuk menyebut kata emas, yaitu ghanin, sangat mirip sekali dengan
bahasa Arab ghina yang berarti kekayaan.
Catatan
Columbus juga mengisahkan adanya sebuah kapal di tahun 1498 yang memuat banyak
barang dagangan yang diawaki oleh orang-orang Afrika yang menurut keterangan
penduduk asli mereka adalah mitra dagang penduduk lokal.
Kesimpulan
Jelas,
teori yang menyatakan bahawa Columbus adalah orang yang pertama menjelajahi
Samudera Atlantik dan menginjakkan kaki di benua Amerika adalah teori lama yang
belum diuji. Tidak dipungkiri bahwa era Columbus adalah waktu yang sangat
penting dalam sejarah dunia yang mengubah cara hidup di benua Amerika dan
Eropa. Namun untuk dikatakan bahwa ia adalah orang yang pertama menginjakkan
kaki di benua Amerika adalah teori yang sangat lemah. Eksistensi orang-orang
Arab, Afrika Barat, dan Utsmani di daerah tersebut jauh sebelum kedatangan
Columbus dan orang-orang Kristen Eropa. Teori-teori yang menyatakan bahwa
Columbus adalah orang yang pertama datang ke tanah tersebut bukanlah menjadi
fakta final. Teori tersebut masih sangat perlu diuji dan dibenturkan dengan
teori Arab, Afrika Barat, dan Utsmani./*Nurfitri
Hadi, M.A. - kisahmuslim.com