Tujuh Penyebab Seseorang Menjadi Sombong
Wednesday, 14 January 2015
Menurut Imam Al-Ghazali, 7 sebab seseorang menjadi sombong:
Oleh sebab itu, dalam penjelasannya, Imam Al-Ghazali menyebut obat untuk mencegah munculnya kesombongan yaitu dengan mengenal diri sendiri dan Tuhan Sang Pencipta.
Bahwa sesungguhnya ilmu yang hakiki adalah sesuatu yang mampu membawa seseorang untuk mengenal Tuhannya dan mengenal dirinya sendiri, takut akan akhir hidupnya kelak dan hujjah Allah yang ditimpakan kepadanya.
Sedangkan ‘Abid (ahli ibadah) yang sejati akan bertawadhuk ketika berilmu, karena merasa dirinya bodoh.
Dan jika ia berasal dari keturunan yang berpangkat ataupun dianggap terhormat, maka ia senantiasa akan merenungkan asal-usul keturunannya.
Dan jika mereka berbangga terhadap harta mereka, seharusnya mereka menyadari bahwa kekayaannya itu adalah sesuatu yang justru akan mengundang tangan-tangan jahil dan pencuri, dan bahwa kemolekan dan kerupawanan paras akan hilang begitu saja jika diri ditimpa sakit.
Di atas semua itu, al-Ghazali mengungkapkan bahwa hal-hal yang terbaik adalah yang pertengahan. Maka kerendahan yang terpuji adalah merendah kepada yang sebaya tanpa kehinaan.
- Karena Ilmu. Karena merasa lebih banyak tahu dari orang lain, merasa lebih banyak membaca, atau lebih paham seraya memandang rendah pendapat orang lain .
- Karena amal dan ibadah. Karena merasa amal ibadahnya lebih banyak dari orang lain
- Karena keturunan dan nasab (ningrat/darah biru). Karena merasa keturunannya lebih baik dari orang lain
- Karena ketampanan/kecantikan
- Karena harta benda
- Kekuatan/kekuasaan
- Pengikut/kelompok
firun diabadikan oleh Allah supaya jadi peringatan bagi kita bagaimana orang sombong itu. |
Bahwa sesungguhnya ilmu yang hakiki adalah sesuatu yang mampu membawa seseorang untuk mengenal Tuhannya dan mengenal dirinya sendiri, takut akan akhir hidupnya kelak dan hujjah Allah yang ditimpakan kepadanya.
Sedangkan ‘Abid (ahli ibadah) yang sejati akan bertawadhuk ketika berilmu, karena merasa dirinya bodoh.
Dan jika ia berasal dari keturunan yang berpangkat ataupun dianggap terhormat, maka ia senantiasa akan merenungkan asal-usul keturunannya.
Dan jika mereka berbangga terhadap harta mereka, seharusnya mereka menyadari bahwa kekayaannya itu adalah sesuatu yang justru akan mengundang tangan-tangan jahil dan pencuri, dan bahwa kemolekan dan kerupawanan paras akan hilang begitu saja jika diri ditimpa sakit.
Di atas semua itu, al-Ghazali mengungkapkan bahwa hal-hal yang terbaik adalah yang pertengahan. Maka kerendahan yang terpuji adalah merendah kepada yang sebaya tanpa kehinaan.
Diambil dari status fb : Teuku Zulkhairi