Biografi Sayyid Sabiq
Thursday, 12 May 2016
SUDUT HUKUM | Sayyid
Sabiq lahir di Istanha, Distrik al-Bagur, Propinsi al-Munufiah, Mesir, pada
tahun 1915. Ulama kontemporer Mesir yang memiliki reputasi internasional di
bidang fikih dan dakwah Islam, terutama melalui karyanya yang monumental, Fiqh
as-Sunnah (Fikih Berdasarkan Sunah Nabi). Nama lengkapnya adalah Sayyid
Sabiq Muhammad at-Tihamiy. la lahir dari pasangan keluarga terhormat, Sabiq Muhammad
at-Tihamiy dan Husna Ali Azeb di desa Istanha (sekitar 60 km di utara Cairo).
Mesir. At-Tihamiy adalah gelar keluarga yang menunjukkan daerah asal
leluhurnya, Tihamah (dataran rendah Semenanjung Arabia bagian barat).
Silsilahnya berhubungan dengan khalifah ketiga, Utsman bin Affan (576-656).
Mayoritas warga desa Istanha, termasuk keluarga Sayyid Sabiq sendiri, menganut Mazhab
Syafi'i.[1]

Sesuai
dengan tradisi keluarga Islam di Mesir pada masa itu, Sayyid Sabiq menerima
pendidikan pertamanya pada kuttab (tempat belajar pertama tajwid,
tulis, baca, dan hafal Al-Qur'an). Pada usia antara 10 dan 11 tahun, ia telah
menghafal Al-Qur'an dengan baik, Setelah itu, ia langsung memasuki perguruan
al-Azhar di Cairo dan di sinilah ia menyelesaikan seluruh pendidikan formalnya
mulai dari tingkat dasar sampai tingkat takhassus (kejuruan). Pada
tingkat akhir ini ia memperoleh asy-Syahadah al-'Alimyyah (1947), ijazah
tertinggi di Universitas al-Azhar ketika itu, kurang lebih sama dengan ijazah
doktor.[2]
Meskipun
datang dari keluarga penganut Mazhab Syafi'i, Sayyid Sabiq mengambil Mazhab
Hanafi di Universitas al-Azhar. Para mahasiswa Mesir ketika itu cenderung
memilih mazhab ini karena beasiswanya lebih besar dan peluang untuk menjadi
pegawai pun lebih terbuka lebar. Ini merupakan pengaruh Kerajaan Turki Usmani (Ottoman),
penganut Mazhab Hanafi, yang de facto menguasai Mesir hingga tahun 1914. Namun
demikian, Sayyid Sabiq mempunyai kecenderungan suka membaca dan menelaah
mazhab-mazhab lain.
Di
antara guru-gurunya adalah Syekh Mahmud Syaltut dan Syekh Tahir ad-Dinari,
keduanya dikenal sebagai ulama besar di al-Azhar ketika itu. Ia juga belajar
kepada Syekh Mahmud Khattab, pendiri al-Jam'iyyah asy-Syar'iyyah li
al-'Amilin fi al-Kitab wa as-Sunnah (Perhimpunan Syariat bagi Pengamal
Al-Qur'an dan Hadis Nabi). Al-Jam'iyyah ini bertujuan mengajak umat
kembali mengamalkan Al-Qur'an dan Hadis Nabi SAW tanpa terikat pada mazhab
tertentu.[3]
Sejak
usia muda, Sayyid Sabiq dipercayakan untuk mengemban berbagai tugas dan
jabatan, baik dalam bidang administrasi maupun akademi. Ia pernah bertugas
sebagai guru pada Departemen Pendidikan dan Pengajaran Mesir. Pada tahun 1955
ia menjadi direktur Lembaga Santunan Mesir di Mekah selama 2 tahun. Lembaga ini
berfungsi menyalurkan santunan para dermawan Mesir untuk honorarium imam dan guru-guru
Masjidilharam, pengadaan kiswah Ka'bah, dan bantuan kepada fakir-miskin serta
berbagai bentuk bantuan sosial lainnya. la juga pernah menduduki berbagai
jabatan pada Kementerian Wakaf Mesir. Di Unversitas al-Azhar Cairo ia pernah
menjadi anggota dewan dosen.
Ia
mendapat tugas di Universitas al-Jam'iyyah Umm al-Qura, Mekah. Pada
mulanya, ia menjadi dewan dosen, kemudian diangkat sebagai ketua Jurusan
Peradilan Fakultas Syariat (1397-1400 H) dan direktur Pascasarjana Syariat
(1400-1408 H). Sesudah itu, ia kembali menjadi anggota dewan dosen Fakultas
Usuluddin dan, mengajar di tingkat pascasarjana. Sejak muda ia juga aktif
berdakwah melalui ceramah di masjid-masjid pengajian khusus, radio, dan tulisan
di media massa. Ceramahnya di radio dan tulisannya di media massa dapat dibaca
dan dikaji.
la
tetap bergabung dengan al-Jam'iyyah asy-Syar'iyyah li al- 'Amilin fi
al-Kitab wa as-Sunnah. Pada organisasi ini ia mendapat tugas untuk
menyampaikan khotbah Jumat dan mengisi pengajian-pengajiannya. la pun berusaha
mengembangkan organisasi tersebut, termasuk di desanya sendiri, Istanha. la
juga pernah dipercayakan oleh Syekh Hasan al-Banna (1906-1949), pendiri Ikhwanul
Muslimin (suatu organisasi gerakan Islam di Mesir) untuk mengajarkan fikih
Islam kepada anggotanya. Bahkan, karena menyinggung persoalan politik dalam
dakwahnya, ia sempat dipenjarakan bersama sejumlah ulama Mesir di masa
pemerintahan Raja Farouk (1936-1952) pada tahun 1949 dan dibebaskan 3 tahun
kemudian.
Di
desa Istanha ia mendirikan sebuah pesantren yang megah. Guru-gurunya diangkat
dan digaji oleh Universitas al-Azhar. Karena jasanya dalam mendirikan pesantren
ini dan sekaligus penghargaan baginya sebagai putra desa, al-Jam'iyyah
asy-Syar'iyyah li al-'Amilin fi al- Kitab wa as-Sunnah, pengelola pesantren,
menamakan pesantren Ma'had as-Sayyid Sabiq al-Azhari (Pesantren Sayyid
Sabiq Ulama al-Azhar). Di tingkat internasional ia turut berpartisipasi dalam
berbagai konferensi dan diundang memberikan ceramah ke berbagai negara di Asia,
Afrika, Eropa, dan Amerika.
[1]
Abdul
Aziz Dahlan, et al, (ed), Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT
Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997, Jilid 5, hlm. 1614.
[2] Ibid., hlm. 1614.
[3] Ibid.