Pengertian dan Dasar Hukum Sertifikasi Halal
Wednesday, 11 May 2016
Pengertian Sertifikasi Halal

Produk halal adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syari'at Islam yaitu (www.halalmui.org diakses pada tanggal 8 Mei 2010 pukul 16:00 wib) :
- Tidak mengandung babi dan bahan yang berasal dari babi;
- Semua bahan yang berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata cara syari'at Islam;
- Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, pengolahan, tempat pengelolaan dan transportasinya tidak digunakan untuk babi. Jika pernah digunakan untuk babi atau barang tidak halal lainnya terlebih dulu harus dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syari'at Islam;
- Semua makanan dan minuman yang tidak mengandung khamar;
- Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, pengolahan, tempat pengelolaan dan tempat transportasi tidak digunakan untuk babi atau barang tidak halal lainnya, tempat tersebut harus terlebih dahulu dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syari’at Islam.
Dasar Hukum Sertifikasi Halal
Dasar hukum yang terkait sertifikasi:
- Undang-undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan;
- UU No 8 tahun 1999 Perlindungan Konsumen;
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 924/Menkes/SK/VIII/ 1996 tentang perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan RI No.82/Menkes/SK/I/1996 tentang Pecantuman Tulisan Halal pada Label Makanan;
- Fatwa MUI.