Sistem Perekonomian Islam
Monday, 15 August 2016
SUDUT HUKUM | Pada
dasarnya sistem ekonomi Islam berbeda dari sistem-sistem ekonomi
kapitalis dan sosialis; dan dalam beberapa hal merupakan pertentangan
antara keduanya dan berada di antara kedua ekstrim tersebut. Sistem
ekonomi Islam memiliki kebaikan-kebaikan yang ada pada sistem ekonomi
kapitalis dan sosialis, tetapi bebas daripada kelemahan yang terdapat
pada kedua sistem tersebut. Hubungan antara individu dalam sistemekonomi Islam cukup tersusun sehingga saling membantu dan kerjasama
diutamakan dari persaingan dan permusuhan sesama mereka.
Untuk
tujuan tersebut, sistem ekonomi Islam bukan saja menyediakan individu
kemudahan dalam bidang ekonomi dan sosial bahkan juga memberikan
mereka juga pendidikan moral dan latihan tertentu yang membuat
mereka merasa bertanggungjawab untuk membantu rekan-rekan sekerja
dalam mencapai keinginan mereka atau sekurang-kurangnya tidak menghalangi
mereka dalam usahanya untuk hidup.
Islam
memandang masalah ekonomi tidak dari sudut pandang kapitalis
yang memberikan kebebasan serta hak pemilikan kepada individu
dan menggalakkan usaha secara perseorangan. Tidak pula dari sudut
pandang komunis, yang " ingin menghapuskan semua hak individu dan
menjadikan mereka seperti budak ekonomi yang dikendalikan oleh negara.
Tetapi Islam membenarkan sikap mementingkan diri sendiri tanpa membiarkannya
merusak masyarakat. Pemilihan sikap yang terlalu mementingkan
diri sendiri di kalangan anggota masyarakat dapat dilakukan
dengan melalui pengadaan moral dan undang-undang.
Di satu sisi
pemahaman konsep ekonomi di kalangan masyarakat berubah dan diperbaiki
melalui pendidikan moral serta di sisi yang lain, beberapa langkah
tertentu yang legal diambil untuk memastikan sifat mementingkan diri
golongan kapitalis tidak sampai ke tahap yang menjadikan mereka tamak
serta serakah; dan bagi si miskin, tidak merasa iri hati, mendendam dan
kehilangan sikap toleransi. Bagian yang terpenting dari prinsip-prinsip tersebut
yang perlu bagi organisasi ekonomi dalam masyarakat untuk mencapai
tujuan yang telah dinyatakan tadi ialah hak pemilikan individu, yang
perlu untuk kemajuan manusia bukan saja senantiasa dijaga dan terpelihara
tetapi terus didukung dan diperkuat.
Rujukan:
- Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.
- Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, terj. Soerojo dan Nastangin, Jilid Ī Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995.