Partai Politik Dan Ideologi
Sunday, 5 November 2017
SUDUT HUKUM | Sejarah bangsa Indonesia mengajarkan, kehidupan berbangsa kita selalu dihadapkan oleh persoalan konflik internal yang bersumber pada perbedaan ideologi, sejak kemerdekaan penyelenggara negara senantiasa dihadapkan oleh persoalan pelik dalam menegakkan persatuan dan kesatuan bangsa (S Kirbianto dan Dody Rudianto, 2009). Pergulatan Ideologi Partai Politik di Indonesia begitu kental hingga mempengaruhi lapisan bawah masyarakat.
Sejatinya Partai Politik mengerucut pada empat ideologi terselubung, yaitu Ideologi Islam, Ideologi Nasionalis hingga Ideologi Komunis dan Militerisme. Partai partai tersebut berebut simpati masyarakat dan menginternalisasi segenap Warga Negara Indonesia. Sebagai contoh Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai Partai pengusung Ideologi Nasionalis. Partai Majelis Syura Indonesia, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Bulan Bintang merupakan Partai pengusung Ideologi Islam. Ideologi Partai selanjutnya adalah Komunis dan Sosialis, yang digawangi oleh Partai Komunis Indonesia dan Partai Sosialis Indonesia. Ideologi Militerisme juga tak ketinggalan memberikan pengaruh besar dipentas Politik dengan dikomando oleh Jenderal Besar Soeharto.
Ideologi dalam tubuh suatu Partai Politik merupakan hal yang paling mendasar, karena dengan Ideologi akan menetukan warna, karakter dan gerakannya. Partai dengan Ideologi Islam berkeinginan untuk menerapkan Syariat Agama Islam seutuhnya pada Negara Kesatuan Republik Indonesia, meskipun Indonesia merupakan bangsa yang heterogen dan multikultural.
Demikian pula Partai dengan Ideologi Sosialis Komunis, bercita cita mewujudkan Negara yang berlandaskan pada faham Sosialis secara sempurna. Faham Sosialis Komunis sempat menggegerkan Politik bangsa Indonesia dengan peristiwa Gerakan 30 September. Sedangkan Partai dengan Ideologi Nasionalis dianggap lebih Moderat, Partai ini berjuang keras menyatukan dan mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila. Perbedaan antara masing masing Ideologi adalah hal yang wajar, karena sang pencetus ide dan gagasan memiliki keyakinan atas apa yang mereka perjuangkan, semata mata hanyalah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi harkat dan martabat Bangsa Indonesia.