7 Langkah Menulis Opini
Sunday, 20 July 2014
SUDUT HUKUM | Menulis bisa jadi adalah perkara
sulit, namun bisa menjadi perkara yang mudah jika kita mampu mensiasatinya. Di
bawah ini adalah langkah-langkah yang mesti dilakukan dalam menulis. Saya lebih
banyak mendasarkan pada model pengalaman penulisan artikel populer di koran,
karena secara pribadi, saya lebih banyak berkecimpung di bidang penulisan
artikel untuk koran.
1. Pemilihan isu
Langkah pertama dalam menulis adalah menemukan isu atau tema. Isu
bisa kita dapatkan dari membaca media cetak, menonton televisi, diskusi, atau
dari media sosial seperti facebook dan twitter.
2. Pengumpulan data
Ketika
isu telah dipilih, kita harus mencari sebanyak mungkin data. Data ini bisa kita
dapatkan dari buku, artikel, atau blog. Ketersediaan internet sangat memudahkan
kita mencari data. Pengalaman saya, ketika ingin menulis sesuatu, saya mencari
sebanyak mungkin data dari internet, yang saya kumpulkan dalam folder
tersendiri. Hal ini akan memudahkan untuk menginventarisir data yang kita
butuhkan. Buku dan koran juga sangat penting sebagai landasan teori dalam
solusi yang kita tawarkan dalam tulisan.
3. Pengolahan data
Ketika
data telah dipilih, kita baca semua data itu. Lalu kita pilih yang sesuai
dengan tujuan tulisan kita. Pilihlah data-data yang sangat mendukung kekuatan
tulisan kita.
4. Memberi Judul
Judul tulisan sangat menentukan, karena di situlah pembaca tertarik
atau tidak untuk membaca tulisan kita. Ada banyak cara memberi judul tulisan.
Bisa berupa pernyataan atau pertanyaan. Banyak media massa yang menyukai judul
tulisan yang memuat kata “dan”, seperti Kompas. Judul
tulisan yang memuat kata “dan” menimbulkan suatu persepsi keterkaitan sebuah
fenomena (isu) dengan realitas yang kadang tak terpikirkan.
5. Memberi Lead yang bagus
Lead atau
kepala tulisan adalah pintu masuk berikutnya. Lead yang bagus adalah kunci untuk
memancing pembaca agar menuntaskan tulisan kita. Menulis lead bisa
dengan cara pernyataan, pernyataan, kutipan, deskripsi, atau kesimpulan dari
tulisan kita.
6. Membuat alur tulisan
Alur
tulisan biasanya adalah mendeskripsikan fenomena yang terjadi, lalu mencari
latar belakang fenomena yang terjadi, membandingkannya dengan teori atau
fenomena yang telah terjadi sebelumnya, lalu solusi yang kita berikan.
7. Menutup tulisan
Tulisan lebih banyak ditutup dengan pernyataan. Ini menunjukkan
bahwa penulis cukup pe-de dengan solusi yang dia tawarkan. Meski
ada juga model menutup tulisan dengan pertanyaan. Goenawan Mohamad adalah
contoh penulis yang sering menggunakan kalimat pertanyaan dalam menutup
tulisannya.
Akhirnya
selamat menulis.
Tanyakan Pada diri anda " sudahkah anda menulis hari ini?
Mengetahui teori menulis tanpa menulis itu omong kosong. Jadi, menulislah.*
Tanyakan Pada diri anda " sudahkah anda menulis hari ini?