Pengertian Khuntsa Musykil
Friday, 1 August 2014
SUDUT HUKUM | Pengertian Khuntsa Musykil
Lafadz khuntsa berasal dari lafadz al-khantsu, menurut bahasa artinya lemah atau pecah. Khuntsa menurut Istilah, hampir semua ulama sama pendapatnya dalam mendefinisikan khuntsa. Menurut Ash Shobuni dan menurut Dr. Yasin Ahmad Ibrahim Daradikah, Khuntsa ialah : Orang yang baginya alat kelamin lelaki (dzakar/penis) dan alat kelamin wanita (farji/vagina) atau tidak ada sama sekali (sesuatupun) dari keduanya.
Lafadz khuntsa berasal dari lafadz al-khantsu, menurut bahasa artinya lemah atau pecah. Khuntsa menurut Istilah, hampir semua ulama sama pendapatnya dalam mendefinisikan khuntsa. Menurut Ash Shobuni dan menurut Dr. Yasin Ahmad Ibrahim Daradikah, Khuntsa ialah : Orang yang baginya alat kelamin lelaki (dzakar/penis) dan alat kelamin wanita (farji/vagina) atau tidak ada sama sekali (sesuatupun) dari keduanya.
Muhammad
Dimasqi, kiranya sulit atau tidak mungkin bila tidak ada sama sekali alat dari
keduanya, sehingga diartikan baginya lubang yang berfungsi untuk kencing atau
lainnya.
Kedua
alat kelamin mempunyai urgensi yang tidak dapat diragukan lagi kebenarannya untuk menentukan seseorang
kepada jenis laki-laki atau perempuan.
Tidak ada kelamin yang lain yang dapat di gunakan untuk menentukan suatu
makhluk kepada jenis ketiga. Tuhan telah menciptakan Nabi Adam a.s. dan Hawa
sebagai cikal bakal manusia seluruhnya.
Adapun
yang dimaksud Allah SWT telah menciptakan Nabi Adam As dan Hawa sebagai cikal bakal
manusia. Dari keduanya berkembang biak manusia lelaki dan perempuan dan semakin
cepat berkembang manusia tersebut lantaran terjadi hubungan kelamin antara
lelaki dan perempuan sebagai suami isteri, sebagaimana dijelaskan Allah dalam
berbagai ayat Al Qur‟an seperti ayat 1 surah An Nisaa', ayat 13 surah Al
Hujurat, ayat 49 -50 surah As Syura, ayat 45 surah An Najm dan lain sebagainya.
Menurut
ayatayat diatas dan
ayat-ayat lainnya, Allah yang telah menciptakan manusia lelaki dan perempuan berikut
kelengkapan dan tanda-tandanya sebagai lelaki atau perempuan. Sebagaimana
dalam firman Allah SWT dalam Surat
An Nisaa' ayat 1:
Artinya :“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
Begitu
juga pendapat Al-Imam Al- Nawawi dalam Al Majmu‟ Syarah Al-Muhadzab yang menjelaskan bahwa
khuntsa itu ada 2 (dua) macam, yaitu
orang yang mempunya dua alat kelamin (kelamin lelaki dan kelamin perempuan) dan orang yang tidak
mempunyai alat seperti diatas tetapi ada lubang (serupa vagina/farji) yang dari lubang itulah keluar sesuatu
yang keluar seperti
air kencing, sperma, darah haid dan lain sebagainya.
Secara
medis jenis kelamin seorang khuntsa dapat dibuktikan bahwa pada bagian luar
tidak sama dengan bagian dalam, misalnya jenis kelamin bagian dalam adalah
perempuan dan ada rahim, tetapi pada bagian luar berkelamin lelaki dan memiliki
penis atau memiliki keduanya (penis dan vagina), ada juga yang memiliki kelamin
bagian dalam lelaki, namun dibagian
luar memiliki vagina atau keduanya. Bahkan ada yang tidak memiliki alat kelamin
sama sekali, artinya seseorang itu tampak seperti perempuan tetapi tidak
mempunyai lobang vagina dan hanya lubang kencing atau tampak seperti lelaki
tapi tidak memiliki penis.
Seorang
anak khuntsa yang dapat di tentukan statusnya dengan tidak menimbulkan kesulitan, disebut
dengan khuntsa ghoirul musykil, adapun jika ia membuang air kecil melewati kedua alat kelamin yang
bersamasama disebut khunsa
musykil, termasuk juga dalam ketentuan ini seorang khuntsa yang
tidak mempunyai alat kelamin sama sekali, sehingga untuk kepentingan membuang keperluan air kecil
maupun air besar dibuat lubang tiruan.
Oleh karenanya segala sesuatu yang berlaku bagi khuntsa musykil berlaku
juga untuknya.