[hadis] Pengertian Dan Hakikat Kritik Hadits
Saturday, 6 December 2014
HADIS | Pada hakikatnya kritik hadits dimulai pada
masa hidup Nabi Saw. Tapi pada tahap ini, arti kritik tidak lebih dari menemui
Nabi Saw dan mengecek kebenaran dari apa yang kabarnya dikatakan beliau. Pada
tahap ini kritik merupakan proses konsolidasi supaya hati kaum muslim menjadi
lega.
Praktik merujuk kepada Nabi Saw dengan
sendirinya berakhir dengan meninggalnya
beliau. Tapi adalah kewajiban individu, komunitas, dan negara muslim untuk mengikuti jalan Rasul Saw.
Konsekuensinya mereka harus sangat hati-hati dalam menisbahkan pernyataan
kepada Rasul dan harus memilah-milahnya secara hati-hati pula.
Dalam literatur bahasa arab ditemukan
kalimat al- naqd al-kalam wa naqd syi’r yang berarti menemukan kesalahan bahasa dan
puisi, naqd aldarahim yang berarti
memisahkan uang halal dari uang haram. Dan kata naqd
ini digunakan oleh Sebagian ulama hadits
awal diabad kedua untuk arti kritik. Secara bahasa kritik hadits (al-naqd)
mempunyai pengertian sama dengan al-tanqad
yaitu meneliti seksama, menyatakan secara
khusus yang asli dan menyingkirkan yang palsu darinya.
Menurut para ulama’ ilmu naqd
al-hadits yaitu penilaian
seorang rawi dengan sifat-sifat yang mencacat (tajrih)
atau memujinya (ta’dil)
melalui lafazh-lafazh
yang mengandung kaedah atau ketentuan-ketentuan yang dapat dipahami dan dimengerti oleh ahlinya dalam
rangka memberikan pertimbangan
untuk men-shahih-kan,
meng-hasan-kan ataupun men-dha’if-kan suatu
hadits.
Upaya menilai hadits inilah kemudian
dikenal dengan istilah kritik hadits
atau upaya mengkritisi suatu hadits yang mencakup kritik sanad (naqd al-sanad) dan kritik matan (naqd al-matn).(*Sa'adah Zidni)