Sebab Turunnya Surah Al-Kafirun
Saturday, 24 January 2015
SUDUT HUKUM | Seperti diakui oleh ulama, al-Quran diturunkan pada dua bagian. Pertama: Bagian
yang diturunkan secara spontan (tanpa sebab tertentu), ia adalah mayoritas isi
al-Quran. Kedua: Diturunkan setelah adanya kejadian tertentu atau adanya
pertanyaan. Pada sepanjang masa turunnya wahyu, yaitu dua puluh tiga tahun.
Bagian terakhir inilah yang dicari turunnya, karena mengetahui
sebab dan kejadian yang mengiringi dan berkaitan dengan suatu nash, akan
membantu untuk memahaminya dengan baik, dan memahami apa maksudnya[*].
Surah Al-Kafirun ini termasuk surah Makiyah yang kandungan
pokoknya menegaskan bahwa sesembahan yang disembah orang-orang kafir sangat
berlainan dengan sesembahan yang disembah Rasul SAW beserta para pengikutnya
yang mereka sembah adalah berhala, sementara yang disembah Rasul SAW dan para
pengikutnya adalah Allah SWT.
Oleh sebab itu kaum kafir Quraisy berusaha keras membujuk dan
mempengaruhi Rasulullah SAW., agar bersedia mengikuti ajaran mereka. Mereka
menawarkan harta kekayaan yang sangat banyak, agar beliau jadi milioner terkaya
di kota Makkah, kepada beliau dijanjikan akan dikawinkan dengan wanita yang
paling cantik, baik gadis maupun janda yang beliau kehendaki. Mereka membujuk
Rasulullah SAW., seraya mengatakan “inilah wahai Muhammad yang kami sediakan
buatmu agar kamu tidak memaki dan menghina Tuhan kami selama satu tahun, jawab
Rasulullah SAW. :”saat ini aku belum bisa menjawab, aku akan menunggu wahyu
dari Allah SWT., menurunkan wahyu kepada Rasulullah SAW. berupa surahAl-Kafirun, yakni sebagai jawaban penolakan terhadap tawaran kaum kafir.[*] Tawaran yang menurut ukuran orang umum
sangat menggiurkan akan tetapi Rasulullah SAW tetap mempertahankan dakwah
Islam.
Disamping itu turun pula ayat ke-64 dari surat AZ-Zumar:
Artinya:
“Katakanlah maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah hai orang-orang yang tidak berpengetahuan”.[*]
Ayat di atasmempertegas pula kewajiban menolak dan menjauhi
bujuk rayu orang-orang Jahiliyah, yakni mereka yang menyembah berhala.[*]
Adapun menurut riwayat lain bahwa beberapa orang kaum musyrik,
termasuk Al-Walid bin Mughiroh dan Al-‘Ash bin Wail, Al-Aswad bin Al- Muthallib
dan Umayyah bin Khalaf datang menemui Rasulullah SAW. menawarkan harta kekayaan
dan gadis tercantik kepadanya, dengan syarat beliau bersedia meninggalkan
kecaman terhadap Tuhan-Tuhan mereka, ketika Nabi menolak tawaran tersebut,
mereka menawarkan “Bagaimana jika anda menyembah Tuhan-Tuhan kami sehari, dan
kami menyembah Tuhanmu sehari (bergantian)? “Tetapi tawaran itu juga ditolak
oleh Nabi SAW., dan turunlah surah Al-Kafirun[*]
(sebagai penegasan bahwa tidak ada
toleransi di dalam peribadatan). Mengetahui surat ini turun untuk memberitahu
pada umat manusia terutama umat Muhammad SAW. bahwa Islam tidak mengenal
toleransi dalam hal keimanan dan peribadatan.[*] (* Muallifah)
*Teungku Muhammad
Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur, Pustaka Rizki Putra, , Cet II, Semarang, 2000, hlm. 4720.
*Yusuf Qardhawi, Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Quran Tarj. Abdul Hayyie Al-Kattani Gema Insani Press, Jakarta, Cet I,
1999, hlm. 360.
18
*Sholeh dkk, Asbabun-Nuzul Latar
Belakang Historis Turunnya Ayat-Ayat Al-Quran,Penerbit Diponegoro, Bandung, 2000, hlm. 619.
Depag, op.cit, hlm.755.
*Sholeh dkk, op.cit., hlm. 620.
* Ibid, hlm.
620.
* Labib Mz Maftuf Ahnan, Al-Quran
Surat Al-Kafirun Toleransi dalam Islam, CV.
Bintang Pelajar, tt, hlm. 12.