Munasabah Surah Al-Kafirun
Wednesday, 6 May 2015
Sudut Hukum | Munasabah Surah Al-Kafirun
Munasabah surah ini dengan surah sebelumnya
atau persesuaian antara surah yang telah lalu (Al-Kautsar) dengan surah ini
adalah: dalam surah yang lalu dijelaskan mengenai perintah Allah kepada
Rasulullah agar beliau hanya beribadah kepadanya sebagai tanda syukur atas
nikmat-nikmat Allah yang tak terhitung banyaknya. Dan dilakukan dengan ihklas
sebagai ibadah hanya karena Allah.
Adapun munasabah surah Al-Kafirun dengan surah sesudahnya yaitu surah Al-Nashr,
dalam surah ini Allah mengisyaratkan bahwa agama orang kafir akan lenyap dan agama yang dibawa
Nabi Muhammad akan menang dan menjadi agama yang dianut oleh sejumlah terbesar
dari penduduk dunia.
Menurut pendapat Ibnu Abbas, surah ini
adalah surah yang memberikan peringatan bahwa Muhammad telah mendekati akhir
hayatnya, sedangkan Al-Bukhari Muslim dari Aisyah menyatakan, sesudah turunya
ayat ini Rasulullah selalu membaca “Subhannallah Wa Bihamdih” dan “Astaghfirullah Wa atubu Ilaih”.
Oleh karena itu surah Al-Kafirun ini mengandung
makna mempertegas atau menguatkan, setiap agama berbada dengan agama lain dalam
ajaran pokok maupun perinciannya karena tidak mungkin perbedaam perbedaan itu
digabungkan dalam jiwa seseorang yang tulus terhadap agama dan kenyakinannya,
masing-masing menganut agama harus yakin sepenuhnya dengan ajaran agama dan
kepercayaannya.
Download Surah Al-kafirun Disini