Kitab Sunan Tirmidzi
Thursday, 30 July 2015
A. Pendahuluan
Kitab Sunan al-Tirmidzi merupakan salah kitab yang mu’tamad yang sangat berharga. Kitab ini bersama kitab sunan lainnya menjadi sumber-sumber hadis shahih dan hasan. Bahkan dalam kitab ini terdapat beberapa istilah baru yang digunakan oleh Imam Tirmidzi untuk menunjukan kualitas hadisnya. Istilah ini, paling tidak telah meletakan tonggak baru dalam klasifikasi hadis menjadi shahih, hasan dan dha’if.
B. Penulis Kitab Shahih
Nama penulis kitab ini adalah Imam al-Hafizh Abu Isa Muhammad ibn Isa ibn Saurah ibn Musa ibn al-Dhahak al-Sulami al-Tirmidzi. Lahir di Tirmidzi pada tahun 209 H dan wafat 279 H. Ketokohannya tidak hanya dalam bidang hadis, tetapi juga dalam bidang fiqh Syafi’i. Ia belajar al-Qur’an dan bahasa Arab sejak kecil dan tertarik dalam bidang hadits.
Ia pergi ke Khurasan, Rayy, Kuffah, Bagdad, Basrah, Damaskus dan Mesir. Ia belajar pada banyak guru terkenal, antara lain: Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud dan lain-lain. Tidak didapati informasi mengenai lama pengembaraannya serta tidak juga didapati berapa jumlah hadis yang diperolehnya. Tetapi, ia adalah salah seorang ulama yang produktif melahirkan banyak karya seperti : Kitab al-Jami’, Kitab al-’Ilal, Kitab al-Tarikh, Kitab al-Asma wa al-Kuna, Kitab al-Zuhdi, Kitab al-Syamail ‘an Nabawiyah dan lain-lain.
C. Nama Kitab dan Kandungan Hadis
Kitab ini memiliki banyak nama yang diberikan oleh para ulama, di antaranya adalah Al-Jami’ al-Shahih, Shahih al-Tirmidzi, Al-Jami’ al-Kabir, dan Al-Jami’ al-Mukhtashar min al-Sunan ‘An Rasulillah. Dari penamaan yang berbeda ini terlihat bahwa kitab ini disusun berdasarkan bab-bab fiqh (kitab al-sunan), tetapi kandungan hadisnya meliputi berbagai dimensi keagamaan (kitab al-jami’). Kandungan hadis: 3.956 dengan memuat berbagai bidang keagamaan.
Tujuan penulisan kitab ini antara lain: 1) mengumpulkan hadis-hadis Nabi secara sistematis, 2) mendiskusikan opini hukum dari imam-imam berdasarkan subjek yang memang dicantumkan oleh para ulama terdahulu sebagai dasar pemikiran hukum, dan 3) mendiskusikan tingkat kualitas hadis dan jika di sana ditemukan illat, kelemahan akan dijelaskan.
Perhatian ulama terhadap kitab ini juga cukup baik, baik dalam bentuk pengakuan maupun penulisan syarhnya. Salah satu kitab syarh yang paling terkenal adalah kitab Tuhfat al-Ahwazi yang ditulis oleh Abdurrahman Mubarakfuri.
D. Kriteri dan Sistematika Penulisan
Kriteria hadis yang digunakannya dapat dilihat dari pernyataannya sendiri yang dikutip oleh para ulama, yaitu: ‘adil, dhabit, dan itishal sanad, dan dapat diamalkan dan dijadikan pegangan oleh ahli fiqh.
Sistematika penulisannya dipandang cukup baik. Pertama, ia merangkum hadis-hadis menyangkut berbagai bidang keagamaan. Kedua, Membuat judul bab dan meletakan satu, dua atau tiga hadis. Ketiga, menunjukan adanya hadis yang diriwayatkan oleh sahabat lain. Keempat, menunjukan kualitas hadis, dan terdakang menjelaskan kualitas rawinya dengan istilah-istilah baru, seperti: shahih, hasan, hasan shahih, shahih gharib, hasan ligharih dan hasan lidzatih. Kelima, menerangkan makna hadis dan pendapat-pendapat hukum ulama.
Terhadap istilah-istilah baru yang ia munculkan, ia tidak menjelaskannya. Tetapi para ulama membuat berbagai penafsiran, antara lain : pertama, menunjukan tingkatan-tingkatan hadis, yaitu : Shahih – hasan shahih-hasan–hasan gharib–dha’if. Kedua, khusus terhadap istilah hasan shahih, sebagian memahami dengan penilaian kedhabitan perawi sama kuat antara dhabit dan kurang dhabit, atau memahami sebagai hadis hasan yang telah meningkat menjadi hadis shahih serta memahaminya dalam pngertian kebahasaan, yakni hadis tersebut baik materinya serta shahih sanadnya.
E. Kritik dan Pembelaan
Kitab ini tak lepas dari kritikan yang diajukan oleh sebagian pengkaji hadis. Ada beberapa kritikan yang dimunculkan, antara lain: persyaratan hadis yang terlihat longgar, meriwayatkan hadis yang diterima dari orang yang tertuduh membuat beberapa hadis, seperti al-Maslub dan al-Kilbi, Adanya hadis-hadis dha’if dan munkar terutama tentang fadhail a’mal dan bahkan adanya hadis-hadis maudhu’.
Namun demikian, hadis-hadis yang dikritik sangat sedikit sekali jumlahnya dibanding hadis-hadis kitab sunan secara keseluruhan
F. Daftar Rujukan
- Muhammad ibn Mathar al-Zahrani, Tadwin al-Sunnah al-Nabawiyah, Nasy’atuhu wa Tathawwuru, Dar al-Hudhari.
- Abdullah Ali Humaid, Manahij al-Muhadditsin, Dar Ulum al-Sunnah, Riyadh, 1999
- Muhammad Abu Syuhbah, Fi Rihab al-Sunnah al-Kutub al-Shihah al-Sittah, Dar al-Fikr, Beirut
[*Maizuddin M. Nur]