Kelak, Tetaplah Jadi Guru Yang Mulia
Friday, 5 February 2016
Sudut Hukum | Kelak, Tetaplah Jadi Guru Yang Mulia
Guru adalah sosok yang
berperan penting dalam perkembangan manusia. Melalui pengajaran yang diberikan,
guru mampu membawa masyarakat ke arah yang lebih baik. Di masa silam, guru
merupakan tempat terbaik yang dipercaya oleh masyarakat sebagai seseorang yang
mampu memecahkan segala masalah. Selain masalah, guru juga dapat mengerti dan
memahami apa yang sedang menjadi kebutuhan masyarakatnya. Bahkan bukan hanya
itu, ilmu yang diberikan oleh guru sanggup mengantarkan mereka menjadi
seseorang yang berguna bagi seseorang lainnya. Jika dilihat dari masa ke masa,
tidak mudah menjadikan guru ada dan lahir di Indonesia.
Selama kurun waktu ini, sistem pendidikan guru di Indonesia semakin berubah. Guru yang tidak lagi dapat dekat dengan masyarakat, mendorong munculnya pemikiran-pemikiran negatif akan kinerjanya sebagai pendidik. Pada masa orde lama, perbedaan-perbedaan dalam sistem persekolahan yang ada di RI dan negara-negara bagian lainnya menjadi salah satu permasalahan pokok seorang guru.
Dalam masa itu, guru dituntut untuk patuh secara penuh terhadap peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Guru terikat oleh keterbatasan gerak pikir dalam menyampaikan materinya. Sehingga kementrian memutuskan untuk menyelenggarakan pendidikan guru darurat, yaitu pendidikan guru singkat yang berlangsung selama 2 tahun sesudah Sekolah Dasar (SD) dengan bahan pelajaran yang cukup kompleks dan menyita waktu. Dengan begini, guru akan monoton dan tidak bisa mengembangkan apa yang menjadi inovasi dalam dirinya.
Selama kurun waktu ini, sistem pendidikan guru di Indonesia semakin berubah. Guru yang tidak lagi dapat dekat dengan masyarakat, mendorong munculnya pemikiran-pemikiran negatif akan kinerjanya sebagai pendidik. Pada masa orde lama, perbedaan-perbedaan dalam sistem persekolahan yang ada di RI dan negara-negara bagian lainnya menjadi salah satu permasalahan pokok seorang guru.
Dalam masa itu, guru dituntut untuk patuh secara penuh terhadap peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Guru terikat oleh keterbatasan gerak pikir dalam menyampaikan materinya. Sehingga kementrian memutuskan untuk menyelenggarakan pendidikan guru darurat, yaitu pendidikan guru singkat yang berlangsung selama 2 tahun sesudah Sekolah Dasar (SD) dengan bahan pelajaran yang cukup kompleks dan menyita waktu. Dengan begini, guru akan monoton dan tidak bisa mengembangkan apa yang menjadi inovasi dalam dirinya.
Guru tidaklah harus
menjadi seperti yang atasan inginkan. Dalam lingkup kerjanya, guru bebas dan
berhak menentukan jalan pembelajaran yang mereka mau sesuai kurikulum yang
diterapkan. Mengapa demikian? karena guru telah memiliki kompetensinya sendiri
yang terbidangi oleh beberapa keahlian dan kemampuan di masing-masing
tempatnya.
Guru menempuh pembelajaran beberapa tahun untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan yang wajib diterapkannya pada anak didiknya kelak. Oleh karena itu, seharusnya dengan adanya sosok guru dapat membantu pemerintah menerapkan tercapainya manusia-manusia yang terdidik dan berdaya pikir tinggi sehingga mampu mencetak penghasilan-penghasilan baru terkait kesejahteraan masyarakat banyak.
Guru menempuh pembelajaran beberapa tahun untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan yang wajib diterapkannya pada anak didiknya kelak. Oleh karena itu, seharusnya dengan adanya sosok guru dapat membantu pemerintah menerapkan tercapainya manusia-manusia yang terdidik dan berdaya pikir tinggi sehingga mampu mencetak penghasilan-penghasilan baru terkait kesejahteraan masyarakat banyak.
Jabatan guru tidak
hanya mengajar lalu kembali ke rumah. Guru mempersiapkan berbagai materi untuk
diperkenalkan dan diajarkan kepada anak didiknya. Guru menerima tanggung jawab
yang besar atas segala keputusan dan unjuk kerja yang ditampilkan. Saat ini,
guru telah banyak mempelajari berbagai bidang yang mungkin bukan bagian dari
pendidikannya. Misalkan guru tersebut menyelesaikan pendidikan dalam bidang
IPA, namun tidak berarti guru selalu belajar mengenai ilmu-ilmu alam. Guru pun
juga mempelajari bidang-bidang lain yang menunjang bagaimana kelak guru ini
dapat berlaku ke semua bentuk materi. Seperti apa yang telah dicantumkan
sebagai kriteria, jabatan guru ini memerlukan persiapan latihan yang lama.
Mereka melakukan praktek untuk mendapatkan pengalaman melalui pemagangan dan
pendidikannya.
Dari sini, guru haruslah mendapat perlindungan atas otoritasnya, dapat dihargai dan terjaga statusnya dalam masyarakat karena bagaimanapun masyarakat dan pemerintah juga yang nantinya akan mendapatkan pelayanan guru sebagai pendidik mereka.
Dari sini, guru haruslah mendapat perlindungan atas otoritasnya, dapat dihargai dan terjaga statusnya dalam masyarakat karena bagaimanapun masyarakat dan pemerintah juga yang nantinya akan mendapatkan pelayanan guru sebagai pendidik mereka.
Adanya sebuah profesi
tentunya tak lepas dari masalah kode etik. Dalam menjalankan tugas, guru
diharuskan terpaku pada peraturan yang telah disepakati bersama. Peraturan yang
berjalan ini bukan semata-mata menghentikan jabatan seorang guru hanya tetap
pada posisi yang seperti itu-itu saja. Namun, guru akan dikembangkan melalui
hal kecil terlebih dulu. Kode-kode tersebutlah yang juga akan membawa jabatan
mereka menjadi layak atau tidak jika nantinya diperuntukkan bagi masyarakat
luar. Guru Indonesia cukup memahami apa tujuan dibentuknya peraturan tersebut,
misalnya dalam bersikap mereka batasi sesuai yang seharusnya.
Dari sisi ini, betapa hebat pengabdian guru bagi sebuah negeri. Tanpa guru mungkin kita tidak bisa mengeja huruf hingga membentuk sebuah kata. Guru mampu menunjukkan pada dunia, mereka tidak malu pergi ke suatu tempat untuk menyuarakan hasil belajarnya meski tak ada sehelai kertas pun yang didapat. Namun bukan itu yang menjadi sasaran hidupnnya, guru mendidik dan menyumbangkan ilmunya demi meningkatkan martabat anak didiknya. Setidaknya orang berilmu adalah termasuk orang-orang yang nantinya akan dihargai oleh orang lain juga, dengan ilmu mereka dapat menumbuhkan kepribadian yang baik pula. Ilmu menjadikan masyarakat atau pembelajar tahu akan makna sesuatu dan mengenal dengan cerdas situasi maupun kondisi yang akan atau telah dialaminya. Dengan begitu, individu yang memiliki ilmu dapat mewakilkan segala jenis pengetahuan yang dapat dimilikinya melalui pengembangan yang akan dicapai dari beberapa pengalaman.
Dari sisi ini, betapa hebat pengabdian guru bagi sebuah negeri. Tanpa guru mungkin kita tidak bisa mengeja huruf hingga membentuk sebuah kata. Guru mampu menunjukkan pada dunia, mereka tidak malu pergi ke suatu tempat untuk menyuarakan hasil belajarnya meski tak ada sehelai kertas pun yang didapat. Namun bukan itu yang menjadi sasaran hidupnnya, guru mendidik dan menyumbangkan ilmunya demi meningkatkan martabat anak didiknya. Setidaknya orang berilmu adalah termasuk orang-orang yang nantinya akan dihargai oleh orang lain juga, dengan ilmu mereka dapat menumbuhkan kepribadian yang baik pula. Ilmu menjadikan masyarakat atau pembelajar tahu akan makna sesuatu dan mengenal dengan cerdas situasi maupun kondisi yang akan atau telah dialaminya. Dengan begitu, individu yang memiliki ilmu dapat mewakilkan segala jenis pengetahuan yang dapat dimilikinya melalui pengembangan yang akan dicapai dari beberapa pengalaman.
Guru memang bukan
seseorang yang sempurna, tetapi dengan memiliki guru sebagai pengajar atau
pendidik kita dapat mengenal berbagai bentuk huruf, angka, bahkan sebuah arti
kehidupan. Guru layak mendapatkan tempatnya sesuai dengan apa yang telah ia
berikan bagi masyarakat. Guru tetap bisa mengabdi meski keadaan tak mengharapkan
mereka bergelut kembali dalam bidang pembelajaran. Pengabdian ini tidak hanya
dapat berlaku dan diterapkan dalam sebuah ruang yang bernamakan kelas, di
segala tempat dan situasi apapun dapat dijadikan pengisi pengetahuan di atas
ucapan seorang guru. Kehadiran dan jasa mereka mampu tertancap pada naluri anak
didik. Pengetahuan yang telah terbagi jauh mengantarkan keberadaan masyarakat
menuju keadaan sosial yang lebih baik lagi.
Di sinilah, mengapa guru harus dan tetap jadi orang tua kedua dalam pengembangan seorang anak, sebab guru menambah apa yang perlu diketahui oleh setiap anak dalam hal belajar yang nantinya akan menghasilkan pengetahuan-pengetahuan baru yang belum diajarkan dalam lingkungan utamanya atau keluarga. Guru bak laut yang tak pernah kehabisan air meski air tersebut dihabiskan dengan cara apapun akan tetap jadi laut itu sendiri. Seperti halnya anak didik, guru juga tidak akan bisa mengembangkan pengalaman belajarnya tanpa kehadiran masyarakat.
Jadi, semua komponen yang dimiliki guru dan anak didik adalah bertujuan untuk saling melengkapi dan saling membenarkan sesuatu yang belum dipahami masing-masing dari mereka. Oleh karena itu, kita sebagai calon guru setidaknya berusaha menjaga apa yang telah terjaga sebelumnya, meneruskan apa yang belum sempat dilakukan, dan memperjuangkan keberadaan atau posisi guru sebagai jabatan yang tetap mulia di mata masyarakat luas. Pesan dan harapan dari seorang guru di Indonesia untuk calon-calon guru seperti kita, haruslah dapat kita wujudkan dengan jalan dan cara kita sehingga kelak, kita dapat tunjukkan bahwa kita bisa dan semakin bisa karena usaha dan dorongan mereka yang sangat keras untuk menjaga hadirnya guru-guru baru seperti kita.
Di sinilah, mengapa guru harus dan tetap jadi orang tua kedua dalam pengembangan seorang anak, sebab guru menambah apa yang perlu diketahui oleh setiap anak dalam hal belajar yang nantinya akan menghasilkan pengetahuan-pengetahuan baru yang belum diajarkan dalam lingkungan utamanya atau keluarga. Guru bak laut yang tak pernah kehabisan air meski air tersebut dihabiskan dengan cara apapun akan tetap jadi laut itu sendiri. Seperti halnya anak didik, guru juga tidak akan bisa mengembangkan pengalaman belajarnya tanpa kehadiran masyarakat.
Jadi, semua komponen yang dimiliki guru dan anak didik adalah bertujuan untuk saling melengkapi dan saling membenarkan sesuatu yang belum dipahami masing-masing dari mereka. Oleh karena itu, kita sebagai calon guru setidaknya berusaha menjaga apa yang telah terjaga sebelumnya, meneruskan apa yang belum sempat dilakukan, dan memperjuangkan keberadaan atau posisi guru sebagai jabatan yang tetap mulia di mata masyarakat luas. Pesan dan harapan dari seorang guru di Indonesia untuk calon-calon guru seperti kita, haruslah dapat kita wujudkan dengan jalan dan cara kita sehingga kelak, kita dapat tunjukkan bahwa kita bisa dan semakin bisa karena usaha dan dorongan mereka yang sangat keras untuk menjaga hadirnya guru-guru baru seperti kita.
Nur Asiyah, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan Ilmu dan PendidikanUniversitas Muhammadiyah Malang.