Komisi Yudisial di Perancis
Saturday, 19 November 2016
SUDUT HUKUM | Independensi peradilan di
Perancis memperoleh jaminan secara fungsional dan jaminan hukum yang kuat. Bab
VIII Konstitusi 1958 mengatur mengenai kedudukan lembaga
peradilan yang disebut sebagai Autorite Judiciare. Pasal 64
Konstitusi Perancis menjamin independensi peradilan dalam arti fungsional. Lembaga
peradilan ini (Corps Judiciare)m terdiri atas magistrate tetap dan magistrate
tidak tetap. Dalam pasal 64 tersbut dinyatakan bahwa magistrate tidak
tetap setelah diangkat tidak dapat diberhentikan. Ini merupakan
suatu jaminan konstitusional tambahan untuk menjamin independensi magistrate
tidak tetap.
Conseil
Supperieur de la Magistrature adalah lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengadili
tindakan indisipliner hakim dan magistrate. Satu lembaga lain yang memiliki
kewenangan semi-yudisial untuk menyelesaikan sengketa tentang
masalah-masalah ketatanegaraan tertentu adalah Conseil Constitutionnel
(semacam MK).
KY Perancis atau Conseil
Superior de la Magistrature (CSM) berdiri sejak tahun 1946. Lembaga ini
independen terhadap pemerintah. Melalui amandemen Konstitusi tahun 1958
dan undang-undang 17 Juli 1993 komisi ini mengalami sejumlah perubahan, baik
dari komposisi maupun organisasinya. Tugas dan
kompetensi CSM terutama untuk memberikan
masukan dalam pengangkatan hakim
dan penegakan disiplin hakim. CSM diposisikan sebgai penyeimbang
antara wewenang presiden untuk mengangkat hakim dan wewengang
Menteri Kehakiman berkaitan dengan pengangkatan magistrate dalam
menjalankan lembaga peradilan.
Secara umum tugas dan wewenang KY
Perancis ada empat kelompok. Kelompok pertama
berkaitan
dengan pembuatan kebijakan, yakni urusan eksternal, layanan publik,
kerjasama yudisial, manajemen personalia, kebijakan menyangkut pemilihan,
kebijakan menyangkut penelitian, pemberian nasihat kepada
Departemen Kehakiman, dan kebijakan kualitas.
Kelompok kedua berkaitan dengan
pengelolaan dan manajerial, yakni akomodasi dan keamanan,
otomatisasi, organisasi administratif, dan penyediaan informasi
administratif. Kelompok ketiga berkaitan dengan prosedur anggaran, yakni
kebijakan anggaran, prosedur distribusi, dan persetujuan pembelanjaan. Kelompok
keempat, wewenang korektif atau
disiplin, wewenang pencalonan
pada pengangkatan hakim, dan pendidikan-pelatihan.
Dalam menegakkan disiplin hakim, Statut
de la magistrature secara tegas memberikan batasan perbuatan hakim
yang dapat berakibat diambilnya tindakan disiplin meliputi segala
tindakan yang dikualifikasikan berakibat pada kegagalan dalam menjalankan
manajemen tugas, persyaratan, ketelitan dan tindakan yang
merendahkan kehormatan, harkat dan
martabatanya sebagai hakim.
Disamping pengaturan demikian,
sanksi disiplin dalam statut de la magistrature juga terkait
dengan pembatasan secara ketat kepada hakim untuk tidak menduduki jabatan
publik lain,
serta
larangan bagi hakim melakukan kritik terhadap
kebijakan pemerintah ataupun propaganda politik selama memangku jabatan.
Pada umumnya laporan terjadinya
interdisipliner hakim yang disampaikan kepada CSM oleh pimpinan
pengadilan akan ditindak lanjuti dengan proses pengadilan disiplin. Jika
proses terakhir terjadi, maka pelaksanaan peradilan dilaksanakan Departemen
Kehakiman, dengan anggota CSM sebagai maelis hakim tanpa
dihadiri ketua CSM (Presiden Prancis) dan wakil CSM, Menteri Kehakiman.