Pengertian Teologi
Sunday, 4 June 2017
SUDUT HUKUM | Secara etimologis, teologi dalam bahasa Indonesia berasal dari kata theology (Inggris), theologie (Perancis dan Belanda) atau theologia (Latin dan Yunani Kuno). theologia dalam bahasa Latin dan Yunani berasal dari dua suku kata, yaitu theo dan logia. Kata theo dan jamaknya theos, sepanjang mitologi Yunani kuno merupakan panggilan untuk dewata (para dewa). Sementara logia dalam bahsa Yunani Kuno berasal dari kata logos (akal), yang berarti ajaran pokok (doktrin) atau teori (ilmu). Kata logos ini kemudian menurunkan kata logika dan logis.
Sehingga dalam bahsa Indonesia theo diartikan sebagai Tuhan, namun setiap agama memiliki nama tersendiri, misalnya Allah untuk agama Islam, Brahman untuk agama Hindu, dan Yahuza untuk agama Yahudi. Dalam istilah Arab ajaran-ajaran dasar disebut Usul al-Din. Ajaran-ajaran dasar itu disebut juga „aqa‟id, credos, atau keyakinan-keyakinan. Teologi dalam Islam disebut juga „ilm al-tauhid. Kata tauhid mengandung arti satu atau esa dan keesaan dalam pandangan Islam, sebagai agama monoteisme, merupakan sifat terpenting di antara segala sifat-sifat Tuhan. Selanjutnya teologi Islam disebut juga „ilm al-kalam. Kalam adalah kata-kata.
Sejauh pengertian tersebut, maka teologi Islam dapat dipakai menjadi sebutan lain bagi ilmu kalam atau ilmu tauhid. Kaitannya dengan imu kalam, yang mengarahkan pembahasannya kepada segi-segi mengenai Tuhan dan berbagai derivasinya. Karena itu sering diterjemahkan sebagai teologia. Sebagaian kalangan menghendaki pengertian yang lebih persis akan menerjemahkan ilmu kalam sebagai teologia dialektis atau teologia rasional, dan mereka melihatnya sebagai suatu kediplinan yang khas Islam.
Secara sederhana, teologi berarti „ilmu tentang Tuhan atau ilmu ketuhanan‟. Menurut Harun Nasution. Teologi adalah ilmu yang membahas soal ketuhanan dan kewajiban-kewajiban manusia terhadap Tuhan, dengan memakai akal dan wahyu untuk memperoleh pengertian tersebut. Sedangkan menurut Mansour Fakih teologi sebenarnya adalah tafsiran atau refleksi pemikiran tentang Tuhan dan akibat yang dikaitkan kepada masyarakat.
Dengan demikian teologi berarti suatu ajaran pokok atau suatu teori atau suatu ilmu tentang permasalahan Tuhan. Hal ini dikarenakan setiap orang beragama dari latar belakang apapun ingin mengetahui seluk beluk agamanya, maka dari itu perlu adanya teologi sebagai ilmu yang membahas masalah seputar ketuhanan agar tidak mudah digoncangkan oleh perubahan zaman.
Sebagian cendekiawan memandang bahwa teologi berhubungan erat dengan agama dan mendefinisikannya sebagai uraian yang bersifat pikiran tentang agama (natural theologi atau philosopical theologi). Untuk menentukan corak pembahasannya, kata teologi dihubungkan dengan keterangan kualifikasi, seperti teologi filsafat, teologi masa kini, teologi kristen, teologi rasional, dan lain sebagainya.
Teologi memiliki banyak lapangan pembahasan, yaitu sekitar Tuhan, adanya keesaan Tuhan, dzat Tuhan, perbuatan Tuhan, kekuasaan Tuhan, kehendak Tuhan, keadilan Tuhan, kebijaksanaan Tuhan, sifat-sifat Tuhan dari segala hubungan Tuhan dengan manusia dan alam berupa takdir, hari akhir, wahyu, qadha‟ dan qodar, pengutusan rasul-rasul dan kenabian.
Dengan memperhatikan berbagai pemaparan mengenai teologi, baik dari segi istilah maupun bahasa, maka penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan teologi adalah refleksi pemikiran yang membahas masalah ketuhanan dan kewajiban-kewajiban manusia terhadap Tuhan, dengan memakai akal dan wahyu sebagai pedoman.