Beberapa Pemikiran Plato
Wednesday, 26 July 2017
Pemikiran Plato Tentang Manusia
Ajaran Plato tentang Manusia tak lekang dari dualisme yang memerangkap idealismenya. Seperti yang sebelumnya diajarkan oleh Pythagoras, Plato juga memandang bahwa manusia itu terdiri atas roh dan badan. Di satu pihak manusia adalah eksistensi yang immaterial, abadi, dan tak berubah. Sementara di sisi lain manusia adalah badan yang terperangkap dalam empiri yang berubah-ubah dan bisa lenyap.
Pemikiran Plato Tentang Ide
Inti sari daripada filosofi Plato ialah pendapatnya tentang idea. Itu adalah suatu ajaran yang sangat sulit memahamkannya. Salah satu sebab ialah bahwa pahamnya tentang idea bagai teori logika. Kemudian meluas menjadi pandangan hidup, menjadi dasar umum bagi ilmu dan politik sosial dan mencakup pandangan agama.
Pemikiran Plato Tentang Etika
Etik Plato bersifat intelektuil dan rasionil. Dasar ajarannya ialah mencapai budi baik. budi ialah tahu. Orang yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Sebab itu sempurnakanlah pengetahuan dengan pengertian.
Tujuan hidup ialah mencapai kesenangan hidup. Yang dimaksud dengan kesenangan hidup itu bukanlah memuaskan hawa nafsu di dunia ini. Kesenangan hidup diperoleh dengan pengetahuan.
Pemikiran Plato Tentang Negara Ideal dan Politik
Dalam buku Republik yang menjadi tujuan hidup Plato tergambar pendapatnya tentang pembinaan negara, masyarakat dan pendidikan.
Peraturan yang menjadi dasar untuk mengurus kepentingan umum "kata Plato" tidak boleh diputus oleh kemauan atau pendapat orang-orang atau oleh rakyat seluruhnya, melainkan ditentukan oleh suatu ajaran yang berdasarkan pengetahuan dengan pengertian. Dari ajaran itu datanglah keyakinan, bahwa pemerintah harus dipimpin oleh idea yang tertinggi, yaitu ide kebaikan.
Ajaran politik Plato mengumpamakan suatu negara ideal yang mendekati utopia. Hasrat manusia untuk bernegara tidak lahir dari dorongan untuk membangun negara, melainkan dari kelemahan yang memaksanya untuk hidup secara kolektif. Namun kehidupan seperti itu membutuhkan manajemen yang bertujuan untuk menjamin pengadaan serta distribusi bahan-bahan kebutuhan hidup (ekonomi). Akhirnya tidak terhindarkan kalai masyarakat bertumpu pada pembagian kerja secara profesional. Jika proses itu berlangsung sukses pada semua lapisan masyarakat, maka muncul kebutuhan akan kekayaan dan akan ekspansi yang pada akhirnya bermuara dalam perang. Dengan demikian, masyarakat perlu dipimpin oleh raja-raja filsuf yang gemar menampakkan kebenaran.