Sejarah Perampasan Asset di Amerika Serikat
Tuesday, 14 August 2018
Criminal forfeiture dan NCB asset forfeiture di Amerika serikat telah cukup lama digunakan untuk mengembalikan asset hasil tindak pidana. Pada awalnya, NCB Asset forfeiture diterapkan dalam skala domestik, yaitu mengajukan gugatan perdata untuk menyita atau mengambil alih asset-asset hasil kejahatan yang berada dalam negeri, beberapa Negara yang menggunakan domestik NCB asset forfeiture mengaplikasikan secara ekstra teritorialitas.
Sebagai Negara common law, penggunaan NCB asset forfeiture di Amerika Serikat juga diawali dari konsep attainter dan deodand. Prinsip deadand menjadi fundamen bagi terbentuknya rezim NCB asset forfeiture di Amerika serikat dan bertahannya konsep fiksi hukum guilty object. Di Inggris pada abad ke-19 deodand sendiri dihapus karena tidak bisa dianggap sebagai punitive measure karena tidak ada orang yang dinyatakan bersalah. Selanjutnya konsep deodand berkembang dalam hukum perkapalan (admiralty law) dan membentuk perkembangan hukum penyitaan di Amerika Serikat.
Berdasarkan hukum perkapalan yang berlaku pada saat itu, pengadilan-pengadilan maritim kolonial lebih memilih untuk melakukan gugatan in rem atas kapal dibandingkan gugatan in rem dibandingkan gugatan in personom atas pemilik kapal. Kapal yang “tidak bersalah” bisa ditahan dan diambil atas nama pemerintah, dan hukum memberlakukan dengan sangkaan bahwa, kapal tersebut disamakan dengan orang yang bersalah.
Dalam kasus-kasus dimana pelanggaran hukum mengenai bea dan cukai, pemilik kapal tidak diketahui atau tidak bisa dijumpai, atau di luar yurisdiksi pengadilan, pengadilan bisa langsung mengajukan NCB asset forfeiture terhadap kapal itu sendiri. Selain itu juga, berlaku asas pembuktian terbalik bagi pemilik kapal yang mempertahankan kapalnya, dan bahkan kapal bisa diambil alih karena tindakan illegal awak kapal, meskipun tindakan tersebut tanpa sepengetahuan pemilik.
Penggunaan NCB asset forfeiture kemudian berkembang pesat ke bidang-bidang lainnya setelah keluarnya putusan dalam kasus J.W. Goldsmith, JR-Grant v. United States dimana Mahkamah Agung Amerika Serikat (supreme Court) secara eksplisit mengadopsi fiksi personifikasi dan menolak claim process dari seorang innocent owner. Meningkatnya organized crime di tahun 1970-an juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan berkembangnya instrument ini. NCB asset forfeiture sering digunakan oleh pemerintah Federal Amerika Serikat untuk menyita asset-asset yang berhubungan dengan organized crime untuk jalur uang dan financial support dari kejahatan seperti perdagangan obat-obatan terlarang atau perjudian illegal.
Kemudian rezim NCB Asset forfeiture berkembang lagi pada tahun 2000 dengan diberikannya civil asset forfeiture reform act (CAFRA) Yang mengadopsi apa yang disebut dengan fugitive disentitlement doctrine atau doktrin pencabutan hak buronan. Doktrin ini secara garis besar menyatakan bahwa seseorang yang didakwa dalam kasus pidana dapat melakukan perlawanan terhadap penyitaan perdata (NCB asset forfeiture) atas harta bendanya hanya apabila ia menyerahkan dirinya untuk menghadapi dakwaan pidana.41 Disini pemilik harta diberikan kesempatan bisa kembali menjadi warga Negara, akan tetapi diwajibkan untuk mengikuti sidang atas harta kekayaannya.
Sebelum berlakunya 18 USC $ 981 (K) bank-bank asing dilindungi oleh undang-undang penyitaan di Amerika Serikat sebagai “innocent owner” atau pemilik yang tidak bersalah sehingga pemerintah Amerika Serikat tidak dapat melakukan penyitaan terhadap dana dalam rekening koresponden milik bank asing tersebut. Adanya perlindungan ini menjadi rekening koreponden bank asing di Amerika Serikat sering disalahgunakan oleh pelaku kejahatan untuk menyimpan uang hasil kejahatannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah Amerika Serikat memberlakukan 18 USC $ 981 (k) dimana dengan menunjukkan bukti-bukti yang akurat dan kuat, pemerintah dapat melakukan penyitaan langsung terhadap sejumlah yang dituntut. Ketentuan ini juga kemudian menghilangkan hak bank asing untuk mengajukan keberatan atas penyitaan yang dilakukan karena hanya pemilik rekening yang dapat mengajukan keberatan ke pengadilan. Bank asing tersebut hanya mempunyai hak untuk mendebit sejumlah uang yang disita dari rekening responden sebagai pengganti dana yang telah disita pemerintah Amerika Serikat dari rekening korespondennya.
Adanya berbagai perubahan pada konsep NCB asset forfeiture ini pada gilirannya membawa perubahan positif bagi penyitaan dan pengembalian asset di Amerika Serikat pada tahun 2006. Amerika Serikat berhasil mengambil alih asset-asset yang berasal atau berhubungan dengan sebuah tindak pidana sebesar 1,2 miliar Dollar AS. Departemen Kehakiman Amerika Serikat bahkan memperhatikan jumlah asset yang akan diambil-alih di tahun 2007 akan meningkatkan jumlahanya menjadi 1,6 milliar dollar AS. Di Amerika Serikat ada dua opsi dalam penanganan awal kasus asset forfeiture. Opsi Pertama mendapatkan surat penyitaan dari hakim, sesuai dengan ketentuan yang diataur dalam 8 USC §981 (b), atau opsi Kedua, yaitu menunggu sampai kasus tersebut diajukan dan kemudian mendapat surat penangkapan in rem dari pengadilan.
Contoh kasus dan penerapan dalam praktik perampasan asset menurut NCB di Amerika Serikat bisa dilihat dalam perkara United States of Amerika Serikat, plaintif-appelllee V. one 1985 Mercedes, defendant and kenneh Robert Glen, Intervenor-Appellant. No 88-2490, perkara United States of Amerika, plaintif V. one silicon Valley bank Account, 3300355711, in the Ammont of one Hundred thirteen thousand Nice Hundred fity-two and 62/100 Dollars ($113,952,62). Defendat, united states of America, plaintif, V.kristika L.kotlarz Watson, a/k/a “kris kotlarz” and paul Nathan wrigth, a/k/a “Jacob might”, “p.nathan wright”, “nate wirght”. Defendanst, Nos. 1:05-CV-295, 1:06-CR-290, 31 March 2008 dan perkara pemohon Ursery sebagai pemohon vs USD 405,089,23.
Perkara United States of Amerika Serikat, plaintif-appelllee V. one 1985 Mercedes, defendant and kenneh Robert Glen, Intervenor-Appellant. No 88-2490, dimulai 16 Agustus 1989 dan diputuskan pada tanggal 25 Oktober 1990. Adapun posisi kasusnya ialah:
Contoh kasus berikutnya ialah perkara United States of Amerika, plaintif V. one silicon Valley bank Account, 3300355711, in the Ammont of one Hundred thirteen thousand nice hundred fity-two and 62/100 Dollars ($113,952,62).defendat, United States of America, plaintif, V.kristika L.kotlarz Watson, a/k/a “kris kotlarz” and paul Nathan wrigth, a/k/a “Jacob might”, “p.nathan wright”, “nate wirght”. Defendanst, Nos. 1:05-CV-295, 1:06-CR-290, 31 March 2008. Adapun posisi kasusnya sebagai berikut:
Kasus terakhir yang menjadi contoh pengembalian asset dengan menggunakan NCB asset forfeiture yaitu kasus pemohon Ursery sebagai pemohon vs USD 405,089,23. Adapun posisi kasusnya sebagai berikut: MA USA berpendapat tanggal 17 April 1996 dimana putusan akhirnya tanggal 24 Juni 1996. Pemerintah melakukan penyitaan terhadap property yang diduga untuk memproduksi marijuana (ganja) dan selanjutnya melakukan penunutan pidana.
Terdakwa dinyatakan bersalah memproduksi marijuana di pengadilan negeri US di wilayah timur Michigan dan terhadap hal tersebut yang bersangkutan mengajukan banding. Namun dibatalkan dengan alasan ne bis in idem. Pemerintah mulai memproses secara terpisah property terdakwa yang telah didakwa dengan permufakatan jahat narkoba dan pencucian uang. “Pengadilan Negeri” A. Wallace Tashima, diberikan summary judgment/ringkasan penilaian untuk pemerintah. Pengadilan Banding membatalkan, karena menemukan adanya ne bis in idem. Hakim Mahkamah Agung. Chief Justice Rehnquist, berpendapat bahwa civil in rem forfeiture bukan merupakan “hukuman” untuk tujuan klausula ne bis in idem.
Sebagai Negara common law, penggunaan NCB asset forfeiture di Amerika Serikat juga diawali dari konsep attainter dan deodand. Prinsip deadand menjadi fundamen bagi terbentuknya rezim NCB asset forfeiture di Amerika serikat dan bertahannya konsep fiksi hukum guilty object. Di Inggris pada abad ke-19 deodand sendiri dihapus karena tidak bisa dianggap sebagai punitive measure karena tidak ada orang yang dinyatakan bersalah. Selanjutnya konsep deodand berkembang dalam hukum perkapalan (admiralty law) dan membentuk perkembangan hukum penyitaan di Amerika Serikat.
Berdasarkan hukum perkapalan yang berlaku pada saat itu, pengadilan-pengadilan maritim kolonial lebih memilih untuk melakukan gugatan in rem atas kapal dibandingkan gugatan in rem dibandingkan gugatan in personom atas pemilik kapal. Kapal yang “tidak bersalah” bisa ditahan dan diambil atas nama pemerintah, dan hukum memberlakukan dengan sangkaan bahwa, kapal tersebut disamakan dengan orang yang bersalah.
Dalam kasus-kasus dimana pelanggaran hukum mengenai bea dan cukai, pemilik kapal tidak diketahui atau tidak bisa dijumpai, atau di luar yurisdiksi pengadilan, pengadilan bisa langsung mengajukan NCB asset forfeiture terhadap kapal itu sendiri. Selain itu juga, berlaku asas pembuktian terbalik bagi pemilik kapal yang mempertahankan kapalnya, dan bahkan kapal bisa diambil alih karena tindakan illegal awak kapal, meskipun tindakan tersebut tanpa sepengetahuan pemilik.
Penggunaan NCB asset forfeiture kemudian berkembang pesat ke bidang-bidang lainnya setelah keluarnya putusan dalam kasus J.W. Goldsmith, JR-Grant v. United States dimana Mahkamah Agung Amerika Serikat (supreme Court) secara eksplisit mengadopsi fiksi personifikasi dan menolak claim process dari seorang innocent owner. Meningkatnya organized crime di tahun 1970-an juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan berkembangnya instrument ini. NCB asset forfeiture sering digunakan oleh pemerintah Federal Amerika Serikat untuk menyita asset-asset yang berhubungan dengan organized crime untuk jalur uang dan financial support dari kejahatan seperti perdagangan obat-obatan terlarang atau perjudian illegal.
Kemudian rezim NCB Asset forfeiture berkembang lagi pada tahun 2000 dengan diberikannya civil asset forfeiture reform act (CAFRA) Yang mengadopsi apa yang disebut dengan fugitive disentitlement doctrine atau doktrin pencabutan hak buronan. Doktrin ini secara garis besar menyatakan bahwa seseorang yang didakwa dalam kasus pidana dapat melakukan perlawanan terhadap penyitaan perdata (NCB asset forfeiture) atas harta bendanya hanya apabila ia menyerahkan dirinya untuk menghadapi dakwaan pidana.41 Disini pemilik harta diberikan kesempatan bisa kembali menjadi warga Negara, akan tetapi diwajibkan untuk mengikuti sidang atas harta kekayaannya.
Sebelum berlakunya 18 USC $ 981 (K) bank-bank asing dilindungi oleh undang-undang penyitaan di Amerika Serikat sebagai “innocent owner” atau pemilik yang tidak bersalah sehingga pemerintah Amerika Serikat tidak dapat melakukan penyitaan terhadap dana dalam rekening koresponden milik bank asing tersebut. Adanya perlindungan ini menjadi rekening koreponden bank asing di Amerika Serikat sering disalahgunakan oleh pelaku kejahatan untuk menyimpan uang hasil kejahatannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah Amerika Serikat memberlakukan 18 USC $ 981 (k) dimana dengan menunjukkan bukti-bukti yang akurat dan kuat, pemerintah dapat melakukan penyitaan langsung terhadap sejumlah yang dituntut. Ketentuan ini juga kemudian menghilangkan hak bank asing untuk mengajukan keberatan atas penyitaan yang dilakukan karena hanya pemilik rekening yang dapat mengajukan keberatan ke pengadilan. Bank asing tersebut hanya mempunyai hak untuk mendebit sejumlah uang yang disita dari rekening responden sebagai pengganti dana yang telah disita pemerintah Amerika Serikat dari rekening korespondennya.
Adanya berbagai perubahan pada konsep NCB asset forfeiture ini pada gilirannya membawa perubahan positif bagi penyitaan dan pengembalian asset di Amerika Serikat pada tahun 2006. Amerika Serikat berhasil mengambil alih asset-asset yang berasal atau berhubungan dengan sebuah tindak pidana sebesar 1,2 miliar Dollar AS. Departemen Kehakiman Amerika Serikat bahkan memperhatikan jumlah asset yang akan diambil-alih di tahun 2007 akan meningkatkan jumlahanya menjadi 1,6 milliar dollar AS. Di Amerika Serikat ada dua opsi dalam penanganan awal kasus asset forfeiture. Opsi Pertama mendapatkan surat penyitaan dari hakim, sesuai dengan ketentuan yang diataur dalam 8 USC §981 (b), atau opsi Kedua, yaitu menunggu sampai kasus tersebut diajukan dan kemudian mendapat surat penangkapan in rem dari pengadilan.
Contoh kasus dan penerapan dalam praktik perampasan asset menurut NCB di Amerika Serikat bisa dilihat dalam perkara United States of Amerika Serikat, plaintif-appelllee V. one 1985 Mercedes, defendant and kenneh Robert Glen, Intervenor-Appellant. No 88-2490, perkara United States of Amerika, plaintif V. one silicon Valley bank Account, 3300355711, in the Ammont of one Hundred thirteen thousand Nice Hundred fity-two and 62/100 Dollars ($113,952,62). Defendat, united states of America, plaintif, V.kristika L.kotlarz Watson, a/k/a “kris kotlarz” and paul Nathan wrigth, a/k/a “Jacob might”, “p.nathan wright”, “nate wirght”. Defendanst, Nos. 1:05-CV-295, 1:06-CR-290, 31 March 2008 dan perkara pemohon Ursery sebagai pemohon vs USD 405,089,23.
Perkara United States of Amerika Serikat, plaintif-appelllee V. one 1985 Mercedes, defendant and kenneh Robert Glen, Intervenor-Appellant. No 88-2490, dimulai 16 Agustus 1989 dan diputuskan pada tanggal 25 Oktober 1990. Adapun posisi kasusnya ialah:
- Perkara United States, plaintif-appelllee V. one 1985 Mercedes, defendant and Kenneth Robert Glen, Intervenor-Appellant. No 88-2490 dilatarbelakangi ditangkapnya pelaku Kenneth Robert Glenn pada bulan April 1989 oleh agen FBI ketika Kenneth Robert Glenn keluar dari mobilnya Mercedesnya. Agen FBI tersebut menggeledah Glend dan menemukan sejumlah kokain senilai $57.00 didalam dompetnya. Kemudian agen FBI menyita mobil Mercedes milik Glen berdasarkan 21 U.S.c § 782.
- Pada bulan Juli 1986, pemerintah mengajukan gugatan perdata ke pengadilan Negeri AS di Distrik Utara California guna merampas mobil Mercedes milik Glen yang bernilai sekitar $45.000.
- Dalam berkas perkara pidana, Glen diadili dan didakwa di Rhode Island atas tuntutan yang mengarah kepada penahanan dirinya. Pada bulan September 1987, the United states court of Appeals for the first circuit menjatuhkan vonis terhadap Glenn dan memerintah dakwaan atas dirinya dihilangkan atas prasangka. Lihat United States v. Glenn, 828 F.2d 855 (1st Cir. 1987). Akan tetapi, pemerintah tetap mengupayakan perampasan atas kendaraan Mercedes milik Glenn meski adanya penolakan.
- Setalah pembatasan tuntutan pidanaya, Glenn mengajukan serangkaian pertanyaan kepada pemerintah mengenai perampasan asset. Introgasi tersebut bertujuan mendapatkan informasi mengenai kebijakan telah diformulasikan oleh aparat penegak hukum federal untuk memandu penetuan perampasan yang akan mereka lakukan. Secara spesifik, Glenn meminta keterangan mengenai (1) kebijakan yang mengatur penyitaan awal kendaraan untuk dirampas, (2) kebijakan mengenai disposisi poperti yang disita, (3) bagaimana kebijakan di Distrik Utara California dikelola untuk periode dua tahun, dan (4) kebijakan yang menggaris bawahi kondisi yang mengharuskan pengambilan property yang telah disita kepada pemilik-pemohon.
- Glenn menyatakan bahwa pemerintah telah gagal untuk merespon pertanyaannya meskipun faktanya telah mencoba mendapatkan voluntary compliance melalui discovery request permintaan temuan hingga beberapa kali. Pada tanggal 11 Januari 1988, pemerintah akhirnya melayangkan surat kepada Glenn dan menyatakan bahwa surat dari Glenn tidak berisikan pertanyaan, kemudian pemerintah meminta fotocopy dari surat tersebut, pada tanggal 14 Januari, pemerintah kembali mendapatkan fotocopy dari pertanyaan Glenn. Akan tetapi, pemerintah tidak membalas discovery request dari Glenn, namun mengajukannya untuk mendapatkan pertimbangan hukum (summary judgement), “pengadilan negeri” memutuskan bahwa Glenn gagal untuk menujukkan bukti materil karena pertimbangannya tidak mengutip otoritas untuk dalil proposisi yang dibuat Glenn, atau dalam bahasa hukumnya “hak konstitusional untuk meminta pemerintah bertindak secara konstitusi dalam pelaksanaan diskresi penuntutan” (prosecutorial discretion).
Contoh kasus berikutnya ialah perkara United States of Amerika, plaintif V. one silicon Valley bank Account, 3300355711, in the Ammont of one Hundred thirteen thousand nice hundred fity-two and 62/100 Dollars ($113,952,62).defendat, United States of America, plaintif, V.kristika L.kotlarz Watson, a/k/a “kris kotlarz” and paul Nathan wrigth, a/k/a “Jacob might”, “p.nathan wright”, “nate wirght”. Defendanst, Nos. 1:05-CV-295, 1:06-CR-290, 31 March 2008. Adapun posisi kasusnya sebagai berikut:
- Kasus berawal dari pengoperasian cyberNET. Cybernet sendiri terdiri dari beberapa anak perusahaan termasuk juga cybernet engineering, cyberco holding dan cybernet. Untuk selanjutnya seluruh perusahaan tersebut disebut sebagai cyberNET.
- Cybernet membeli atau menyewa kantor serta peralatanya dan perlengkapan komputer dari perusahaan shell fiktif. Para pemasok fiktif adalah Teleservice Group (“teleservice”), T-Resource, dan corporate property associates, cybernet memporoleh pembiayaan dari beberapa pemberi pinjaman untuk menyewa atau membeli peralatan dari perusahaan shell fiktif. Pemberi pinjaman akan membayar pemasok fiktif untuk peralatan kantor atau peralatan komputer, tetapi pemasok, fiktif tidak benar-benar memberikan peralatan kantor atau peralatan komputer untuk cybernet setelah proses sewa atau pembelian terlaksana, dana dari pemberian pinjaman yang diberikan kepada pemasok fiktif akan dialihkan ke cybernet. Para pemimpin cybernet membentuk sistem yang rumit seperti nomor telpon palsu, alamat surat palsu, fakta palsu, dan bahkan pusat data untuk membuat seluruh transaksi tampak sah. Hasil dari penipuan kemudian digunakan untuk memperkaya secara pribadi pimpinan cybernet dalam kurun waktu 2002-2004 dan menghasilkan lebih dari $100.000.000 secara illegal.
- Pada bulan November 2004, FBI dan IRS menyita sekitar $4.000.000 dari asset cybernet berdasarkan serangkaian surat perintah. FBI dan IRS awalnya berusaha untuk mencari cara secara administratif terhadap asset yang disita, namun beberapa lembaga keuangan yang telah meminjamkan uang untuk cybernet mengajukan klaim kepemilikan yang sebenarnya, sehingga FBI dan IRS tidak dapat melanjutkan dengan penyitaan admintrasi terhadap asset tersebut. Sebagai konsekuensi dari pengajuan oleh lembaga keuangan, Amerika Serikat mengkalim hanya bisa berusaha untuk menyita asset yang disita melalui pengajuan gugatan penyitaan perdata atau pidana. 18.U.C.§ 983 (a) (3). Pada bulan juni 2005 ketika Amerika Serikat dihadapkan dengan keputusan ini, kantor Jaksa Amerika Serikat belum siap untuk mengajukan dakwaan kriminal yang mencakup jumlah penyitaan terhadap individu yang bertanggung jawab untuk cybernet.
- Pada tanggal 21 April 2005, pemerintah mengajukan permohonan perampasan asset tanpa tuntutan pidana (in rem) di Amerika Serikat melawan rekening Silicon Valley Bank Nomor 3300355711. Pemerintah mencari cara dengan melakukan penyitaan perdata berdasarkan 18 USC.§ 981 (a) (1) (A), (a) (1) (C) dan 28 USC § 2461.
- Pada tanggal 20 juni 2005, Bank Midwest NA (“Bank Midwest”) mengajukan pernyataan verifled interest and right. Pada tanggal 24 juni 2005. Solarcom Inc (“Solarcom”) mengajukan pernyataan “verified interest and right”. 15 November 2006, Bank Midwest dan Solarcom bersama-sama mengajukan summary judgment pada saat sebelum peradilan dimulai. Bank Midwest dan solarcom berpendapat bahwa berdasarkan 950 18 USC§983 (d)(1), mereka adalah pemilik yang tidak bersalah atas dana dalam rekening Bank Sillicon Valley sebesar $113.440.23 dalam proses contructive of a trust.
- Kasus ini adalah perampasan perdata in rem terhadap $113.952.62 dalam rekening Bank Silicon Valley. Sedangkan Bank Midwest dan solarcom berpendapat bahwa mereka adalah beneficiary of a constructive sebesar $113.440.23, hal tersebut dari selisih antara saldo rekening yang ditransfer ke rekening Bank silicon Valley. Dana dalam rekening Silicon Valley Bank dibuat atas nama Teleservices. Transaksi diantara teleservices dana cybernet adalah penipuan (froud), karena tidak ada peralatan komputer yang diberikan kepada cybernet oleh teleservices. Meskipun rekening Silicon Valley berpusat di California, lokasi Bank Midwest dan Solarcom bertempat di Missouri dan Georgia, namun pusat dari semua interaksi ini adalah cybernet, yang di operasikan dari Michiga. Dengan demikian, menerapkan §6 dan §145 dengan cara restatement, bagaimana Bank Midwest dan solarcom adalah beneficiary of a constructive trus, itu semua diatur oleh hukum Michigan dan dibawah hukum Michigan” constructive trust is strictly not a trust at all, but merely a remedy administered in certain fraudulent breaches of trust”
- Kesimpulannya adalah hukum yang berlaku adalah hukum di Michigan, Bank Midwest and Solarcom adalah bukan “beneficiary of a contructive trust”
- Pada tanggal 21 November 2006 pemerintah bergerak untuk tetap melanjutkan semua proses penyitaan perdata dan mengizinkan pemerintah untuk melakukan penyelidikan kriminal yang terkait. Pada tanggal 30 November 2006, majelis hakim mendakwa Krista I. Kotlarz Watson, Gerladin Watson, dan Paul Nathan Wright.
- Pada tanggal 25 Januari 2007, pemerintah melakukan pembatalan untuk summary judgment sebagaimana telah diajukan oleh Bank Midwest dan Solarcom. Pada tanggal 26 Februari 2007, Geraldin Watson mengaku bersalah untuk pembuktian pernyataan palsu ke firearms dealer. Tanggal 5 Juni 2007, pengadilan menjatuhkan hukuman kepada Geraldine Watson selama 2 tahun masa percobaan dan penyitaan uang sebesar $100.000.000 dan biaya khusus lainnya $100.
- Pada tanggal 31 Agustus 2007, Krista I. Kotlarz Watson mengaku bersalah telah berkonspirasi melakukaan fround, mail fround dan money laundering dan pengelolaan pajak (tax evasion). Terakhir, Pada tanggal 11 Desember 2007, pengadilan menjatuhkan pidana kepada Krista I.Kotlarz Watson hingga 60 bulan untuk dakwaan konspirasi dan 24 bulan untuk penggelapan pajak dan memutuskan pengembalian ganti rugi sebesar $72,872,719,74. Serta penyitaan uang yang telah berkembang sebesar $100.000.000 dan biaya khusus lainnya sebesar $200.
Kasus terakhir yang menjadi contoh pengembalian asset dengan menggunakan NCB asset forfeiture yaitu kasus pemohon Ursery sebagai pemohon vs USD 405,089,23. Adapun posisi kasusnya sebagai berikut: MA USA berpendapat tanggal 17 April 1996 dimana putusan akhirnya tanggal 24 Juni 1996. Pemerintah melakukan penyitaan terhadap property yang diduga untuk memproduksi marijuana (ganja) dan selanjutnya melakukan penunutan pidana.
Terdakwa dinyatakan bersalah memproduksi marijuana di pengadilan negeri US di wilayah timur Michigan dan terhadap hal tersebut yang bersangkutan mengajukan banding. Namun dibatalkan dengan alasan ne bis in idem. Pemerintah mulai memproses secara terpisah property terdakwa yang telah didakwa dengan permufakatan jahat narkoba dan pencucian uang. “Pengadilan Negeri” A. Wallace Tashima, diberikan summary judgment/ringkasan penilaian untuk pemerintah. Pengadilan Banding membatalkan, karena menemukan adanya ne bis in idem. Hakim Mahkamah Agung. Chief Justice Rehnquist, berpendapat bahwa civil in rem forfeiture bukan merupakan “hukuman” untuk tujuan klausula ne bis in idem.