Ketenangan Jiwa para lansia
Wednesday, 18 September 2019
Semua manusia pasti menginginkan
ketenanganan kebahagiaan dalam hidupnya, begitu juga dengan para lansia yang
menginginkan ketenangan dan kebahagiaan dimasa tuanya, maka untuk memperoleh
ketenangan tersebut lansia harus mempunyai sifat sabar, optimis, dan merasa
dekat dengan Allah.
- Sabar
Secara etimologi, sabar berarti
teguh hati tanpa mengeluh dijumpa bencana. Menurut pengertian Islam, sabar
ialah tahan menderita sesuatu yang tidak disenangi dengan ridha dan ikhlas
serta berserah diri kepada Allah. Sabar itu membentuk jiwa manusia menjadi kuat
dan teguh tatkala menghadapi bencana (musibah) (Asmaran, 1992: 228).
Kebahagiaan, keuntungan,
keselamatan, hanya dapat dicapai dengan usaha secara tekun terus menerus dengan penuh kesabaran, keteguhan
hati, sebab sabar adalah azas untuk melakukan segala usaha, tiang untuk realisasi
segala cita-cita. Sabar bukan berarti menyerah tanpa syarat, tetapi sabar
adalah terus berusaha dengan hati yang tetap, berikhlas, sampai cita-cita dapat
berhasil dan dikala menerima cobaan dari Allah SWT, wajiblah ridha dan hati
yang ikhlas (Umary, 1995: 52).
- Optimis
Sikap optimis dapat digambarkan
sebagai cahaya dalam kegelapan dan memperluas wawasan berfikir. Dengan optimisme, cinta akan
kebaikan tumbuh di dalam diri manusia, dan menumbuhkan perkembangan baru dalam
pandangannya tentang kehidupan. Tidak ada satu penyebabpun yang mampu
mengurangi jumlah problem dalam kehidupan manusia seperti yang diperankan optimisme.
Ciri-ciri kebahagiaan itu lebih tampak pada wajah-wajah orang yang optimis
tidak saja dalam hal kepuasan tetapi juga seluruh kehidupan baik dalam situasi positif
maupun negatif. Disetiap saat sinar kebahagiaan menerangi jiwa orang yang
Optimis (Ya’kub, 1996: 142).
- Merasa dekat dengan Allah
Orang yang tentram jiwanya akan
merasa dekat dengan Allah dan akan selalu merasa pengawasan Allah SWT. dengan
demikian akan hati-hati dalam bertindak dan menentukan langkahnya. Ia akan
berusaha untuk menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan akan menjauhi
segala yang tidak diridhai Allah. “Kesadaran manusia akan melekat eksistensinya
oleh tangan Tuhan akan memekarkan kepercayaan dan harapan bisa hidup bahagia
sejahtera juga memiliki rasa keseimbangan dan keselarasan lahir dan batin.
Adanya perasaan dekat dengan Allah, manusia akan merasa tentram hidupnya karena
ia akan merasa terlindungi dan selalu dijaga oleh Allah sehingga ia merasa aman
dan selalu mengontrol segala perbuatannya. “Tanpa kesadaran akan relasi dengan
Tuhan maka akan menimbulkan ketakutan dan kesedihan dan rasa tidak aman (tidak
terjamin yang kronis serta kegoncangan jiwa” (Kartono. 1989: 288-289).
Dari penjelasan diatas seseorang
bisa dikatakan jiwanya tenang jika orang tersebut menunjukkan perilaku atau
sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku atau sikap tersebut
adalah sabar, optimis dan merasa dekat dengan Allah.