Sumber-sumber ajaran Islam
Friday, 20 September 2019
Islam adalah agama yang memiliki ajaran luhur. Apabila ajaran-ajaran Islam diketahui dan diamalkan setiap orang yang menyakininya, maka orang tersebut akan merasakan rasa aman dan damai dalam hidupnya. Islam adalah agama yang berisi ajaran yang lengkap (holostik), menyeluruh (comprehensive) dan sempurna (Kamil). Sebagai agama yang sempurna, Islam datang untuk menyempurnakan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Kesempurnaan ajaran ini menjadi misi profetik (nubuwwah) kehadiran Nabi Muhammad SAW (Mahfud, 2011:3).
Dalam al-Qur’an ditemukan penegasan tentang kesempurnaan ajaran Islam. (QS. Al-Ma’idah:3)
Artinya: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Depag RI, 2011:157).
Berdasarkan firman Allah di atas, jelaslah bahwa Islam adalah agama yang sempurna, agama yang memiliki ajaran yang mencakup semua aspek kehidupan, dan agama yang menggariskan metode kehidupan secara utuh.
Sumber ajaran Islam yang pokok adalah Al-Qur’an dan Al-Hadits. Keduanya memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam. Walaupun terdapat perbedaan dari segi penafsiran dan aplikasi, namun setidaknya ulama sepakat bahwa keduannya harus dijadikan rujukan. Dari keduanya ajaran Islam diambil dan dijadikan pedoman utama. Oleh karena itu, kajian-kajiannya terhadapnya tidak pernah keruh bahkan terus berjalan dan berkembang seiring dengan kebutuhan umat manusia (Ismail, 1994:3).